Polri Masih Enggan Beberkan Pemberi Dana Muslim Cyber Army
Disinggung mengenai kemungkinan adanya kesamaan pemberi dana dengan kelompok Saracen, Gatot tidak menjawab dengan lugas.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri telah menangkap sejumlah 'orang penting' di kelompok Muslim Cyber Army (MCA). Namun demikian, hingga kini Polri masih enggan membeberkan siapa sebenarnya pemberi dana dari kelompok penyebar isu-isu provokatif tersebut.
Kasatgas Nusantara Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengungkap jika pihaknya masih mendalami, sehingga terkait pemberi dana, baru akan disampaikan bila semua sudah selesai didalami.
"Kami masih mendalami semua dan belum bisa disampaikan, kalau sudah selesai semua akan disampaikan," ujar Gatot di Rupatama Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (5/3/2018).
Disinggung mengenai kemungkinan adanya kesamaan pemberi dana dengan kelompok Saracen, Gatot tidak menjawab dengan lugas.
Meski kedua kelompok itu memiliki koneksi satu sama lain, polisi masih belum menemukan bukti kuat yang mengarah pada kemungkinan adanya orang yang sama sebagai penyokong dana keduanya.
"Kami masih dalami semua informasi, baik di lapangan atau di dunia maya, sampai saat ini kami belum menemukan (bukti kesamaan pemberi dana)," ujar Gatot.
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Pol Fadil Imran menjelaskan isu penganiayaan terhadap ulama ini dihembuskan selama kurang lebih sebulan lamanya.
Baca: Berapi-Api, Fredrich Minta Agus Rahardjo, Heru Winarko dan Aris Budiman Dihadirkan Dalam Sidangnya
"Bahwa ada 3 kejadian (penganiayaan yang benar-benar terjadi), namun menunjukkan grafik peningkatan di medsos. Mulai 2 Februari, isu penganiayaan terhadap ulama itu terus digulirkan, diviralkan sampai dengan 27 Februari. Setelah itu, kemudian grafiknya menurun," kata Fadil.
"Ini menunjukkan bahwa pembentukan opini isu penyerangan ulama dilakukan oleh kelompok tertentu di dunia maya, internet, medsos," katanya.
Terkait siapa dalang dibalik semua kasus ini, Fadil mengatakan pihaknya masih terus mendalami dan bekerja mencari jawabannya.
"Siapa dibalik ini semua? Kami akan terus bekerja (mencari dalangnya). Agar hoax atau fitnah yang mengganggu keamanan bisa segera dihilangkan," tukasnya.