Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anak Muda Zaman Now Harus Paham Pancasila

Anak muda zaman now harus memahami nilai-nilai Pancasila secara serius, bukan sekedar soal metode sosialisasi Pancasila

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Anak Muda Zaman Now Harus Paham Pancasila
ISTIMEWA
Diskusi bertajuk Implementasi Pancasila Zaman Now, yang diselenggarakan di Kantor DPP Taruna Merah Putih (TMP), Kamis (8/3/2018) kemarin. 

 TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- Anak muda zaman now harus memahami nilai-nilai Pancasila secara serius, bukan sekedar soal metode sosialisasi Pancasila. "Karena itu, diperlukan upaya menghadirkan mutiara nilai-nilai Pancasila sehingga bisa menarik dalam bentuk dan isi," kata penulis buku Falsafah Kebudayaan Pancasila Syaiful Arif dalam diskusi bertema Implementasi Pancasila Zaman Now, Kamis (8/3/2018) kemarin.

Dalam diskusi yang diselenggarakan DPP Taruna Merah Putih (TMP) di bawah kepemimpinan Maruarar Sirait ini hadir budayawan Romo Muji Sutrisno dan Ketua Umum EN LMND Indrayani Abdul Rozak. Dalam Pancasila 1 Juni, Syaiful menjelaskan, ada dua dimensi mendasar. Politik dan dimensi etis moral, menjaga bangsa ini agar  tidak tercabik-cabik.

Dan kemanusian internasionalisme yang bersahabat dengan bangsa-bangsa lain. Musyawarah, katanya lagi, serta keadilan sosial. Falsafah Pancasila yang diwujudkan oleh sila-sila selanjutnya

"Ada urgensi untuk mengadakan sekolah pemikiran Pancasila bekerja sama dengan Badan pembinaan ideologi Pancasila (BPIP) bagi anak-anak muda. Pemerintah Jokowi cukup tegas, tetapi secara waktu agak terlambat ketika memutuskan kebijakan terkait HTI," katanya.

Ia kemudian menyarankan agar para ustaz perlu ditraining Pancasila, mendakwahkan nilai-nilai Pancasila untuk saling menghargai meski saling berbeda. Bukan malah untuk menghancurkan.

Penguatan demokratisasi, katanya lagi, perlu dilakukan dengan lebih visioner. BPIP bisa menjadi pedoman pembinaan Pancasila dan bagaimana mengubah Pancasila dari sekedar penghayatan personal menjadi etika publik. "Menjadi filsafat kritis, bahwa yang baik akan selalu menolak yang tidak baik," kata Syaiful Arif.

BERITA REKOMENDASI
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas