Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota DPR Menilai Prestasi Mentan Tertutup oleh Kurang Baiknya Kinerja Bulog

Anggota Komisi IV DPR Ono Surono menganggap, kinerja Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman selama ini sudah cukup moncer.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Anggota DPR Menilai Prestasi Mentan Tertutup oleh Kurang Baiknya Kinerja Bulog
Tribun Jateng
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menghadiri pencanangan Gerakan Nasional Penanaman Cabai di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jateng, Bergas, Kabupaten Semarang, Senin (23/1/2017) siang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR Ono Surono menganggap, kinerja Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman selama ini sudah cukup moncer.

Di tangan Amran, produksi pertanian meningkatkan. Sayangnya, prestasi itu tidak terlihat lantaran hasil produksi petani tidak diserap baik oleh Bulog.

Ono melihat, selama ini Bulog terkesan ogah-ogahan dalam menyerap gabah petani yang sekarang sedang panen raya.

Padahal, penyerapan itu sangat penting untuk memperkuat cadangan beras Pemerintah yang masih tipis. Akibat sikap Bulog itu, stok beras nasional dianggap tipis, dan harga pun terus bergejolak.

"Dengan situasi saat anggaran pertanian sudah jauh lebih meningkat dan kinerja Menteri Pertanian yang sudah bagus, yaitu Beliau memaksimalkan dari sisi produksi sehingga setiap tahun terus meningkat. Juga pembukaan lahan baru. Tapi, masalah yang timbul (kenaikan harga pangan) kenapa selalu berulang? Ini pasti ada yang salah dari sisi distribusi dan penyerapan," kata politisi PDIP ini ketika dikonfirmasi, Minggu (11/3/2018).

Hasil pemantauannya di lapangan , Ono menemukan cukup banyak masalah. Salah satunya terkait harga gabah yang kini sudah mulai turun, tetapi harga beras tetap tinggi.

"Di beberapa lokasi, termasuk dapil saya, itu sudah mulai panen. Tetapi, di sisi lain, tidak terjadi penurunan signifikan terhadap harga beras," katanya.

Berita Rekomendasi

Dengan produksi padi yang melimpah, dia merasa wajar jika ada penurunan harga. Asal jangan penurunan itu terlalu dalam, karena bisa merugikan petani.

Dan yang juga penting, gabah dari petani itu harus cepat didistribusikan ke pasar agar mampu menekan harga beras. Sayangnya, semua itu tidak terjadi dengan baik.

Ono mengakui, Bulog sudah beberapa kali melakukan operasi pasar. Namun, operasi pasar itu tidak efektif menurunkan harga karena tidak dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Yang Ono lihat, operasi pasar hanya sikap reaktif dalam menyikapi harga. "Operasi pasarnya tidak menyeluruh, tidak kontinyu."

Dia paham, operasi pasar itu tersendat karena stok beras di gudang Bulog menipis. Tapi, itu bukan salah kementan . Sebab, produksi dari petani sudah bagus. Yang justru terjadi, Bulognya ogah-ogahan menyerap gabah petani.

Bulog selalu beralasan tidak bisa membeli karena harganya di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 3.700 per kilogram . Padahal, Pemerintah sudah memberi fleksibilitas sebesar 20 persen, sehingga Bulog bisa membeli gabah petani sampaj Rp 4.400 per kilogram.

Atas hal itu, dia meminta Bulog segera memperbaiki kinerja. Jika Bulog sungguh-sungguh, dia yakin, penugasan Pemerintah untuk menyerap gabah sebanyak 4,4 juta ton sampai Juni nanti bisa tercapai. Sebab, gabah di petani melimpah. Hanya tinggal keseriusan Bulog.

Diapresiasi FAO

Di sela the Fourth Jakarta Food Security Summit (JFSS-4) di Jakarta Convention Center Senayan. Kamis lalu. Amran melakukan pertemuan bilateral dengan Asisten Dirjen Food and Agriculture Organization (FAO)/ Kepala FAO Regional Bangkok Kundhavi Kadiresan. Di pertemuan ini, Kundhavi Kadiresan menyampaikan apresiasi atas kerja kementan .

Pada pertemuan itu. Amran menyampaikan capaian pembangunan pertanian melalui program Upaya Khusus (UPSUS). Program itu mencakup lima aspek yang berkontribusi untuk menciptakan kondisi pertanian yang sehat.

Pertama, perubahan mendasar atas kebijakan-kebijakan yang menghambat pelaksanaan program. Kedua, perbaikan infrastruktur, Ketiga, penguatan peran-peran industri hilir. Keempat, introduksi asuransi pertanian. Kelima, memperpendek rantai pasok komoditas pertanian.

Dengan Upsus ini, pada 2017, produksi padi meningkat sebesar 10,5 juta ton Gabah Kering Giling (GKG, setara dengan 323 miliar dolar AS. Kenaikan produksi juga tercatat pada 43 komoditas pertanian lainnya, termasuk bawang merah dan cabe yang nilai kumulatifhya berjumlah sekitar 27,08 miliar dolar AS. Angka ini adalah yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

"Meskipun El Nino yang menghancurkan wilayah pertanian skala luas terjadi di negara kami, kami masih dapat menjaga pasokan domestik dari beberapa* komoditas pangan strategis, dan bahkan berhasil mengekspor beras khusus sejumlah 4 ribu ton, bawang merah 7,7 ribu ton, dan jagung 57 ribu ton. Secara kumulatif, nilai ekspor pertanian 2017 naik 24 persen dibandingkan tahun 2016," jelas Amran.

Merespons hal tersebut, Kundhavi Kadiresan menyampaikan apresiasi atas capaian Pemerintah RI di sektor pertanian. Secara khusus, Kundhavi Kadiresan mengapresiasi pelaksanaan program asuransi pertanian dan sistem informasi pemantauan pertanian.

"Asuransi pertanian Indonesia dapat diterapkan dengan baik. Di negara lain, tidak mudah menerapkan program asuransi," puji Kundhavi Kadiresan. Dia juga mengapresiasi sistem in-, formasi kalender tanam berbasis teknologi yang dapat diakses secara cepat oleh petani dan penyuluh melalui smartphone serta mendorong diaplikasikan-nya e-agricultural secara lebih luas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas