Bicara di Hadapan Ribuan Anak Muda dan Mahasiswa Sulsel, Moeldoko: Harus Optimis, Jangan Lembek!
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan pesan menyengat buat generasi muda dan kaum milenial.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan pesan menyengat buat generasi muda dan kaum milenial.
Di hadapan ribuan anak muda dan mahasiswa yang memenuhi Balai Prajurit M Yusuf, Makassar, Rabu (25/4/23015), Moeldoko mengingatkan agar kaum muda tak gampang mengeluh.
"Kalau sedikit-sedikit mengeluh, gampang menyerah, kita tidak akan menjadi anak muda yang memiliki mental petarung. Untuk menjadi pemenang, petarung yang hebat selalu berpikir optimistis,” tegasnya.
Moeldoko hadir di Makassar dalam kegiatan seminar yang diselenggarakan Gerakan Indonesia Optimis. Seminar tersebut mengambil tema “Indonesia Maju Tanpa Hoax”.
Hadir sebagai narasumber antara lain Pangdam XIV Hasanudin Mayjen Agus Surya Bakti, Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Polisi Umar Septono, pendiri Harian Fajar Alwi Hamu, dan sejumlah motivator dan pakar media sosial.
Mantan Panglima TNI yang pernah bertugas di Makassar selama 10 tahun tersebut mengingatkan para mahasiwa, bahwa optimisme dapat dibangun, jika masing-masing individu memiliki optimisme yang tinggi.
“Saya lahir dan hidup di sebuah desa yang miskin di Jawa Timur. Ketika masih kecil, ada seorang taruna yang masuk ke desa saya naik Vespa. Lalu, saya bilang ke ibu saya, suatu saat saya akan menjadi seperti dia,” kisahnya.
Ia pun melanjutkan cerita masa kecilnya, “Ketika SMA, saya dimasukkan ke kelas IPS. Saya lalu menghadap ke kepala sekolah, namanya Drs Rifai. Saya meyakinkan beliau untuk bisa masuk ke kelas IPA. Saya diberi waktu 3 bulan. Kalau tidak mampu, akan dikembalikan ke kelas IPS. Akhirnya, saya bisa mengikuti kelas IPA, masuk sebagai taruna Akabri, sehingga garis hidup saya menjadi seperti sekarang ini.”
Lebih lanjut ia memaparkan, sekarang ini, 8 dari 10 anak-anak muda Indonesia mudah terpapar dan mengonsumsi informasi dan berita-berita yang tidak menumbuhkan optimisme, seperti berita-berita bohong, hoax, dan sebagainya.
"Sementara, pada tahun 2030, kita akan menerima bonus demografi, di mana sebagian besar penduduk Indonesia adalah anak-anak muda yang produktif. Kalau kita tidak berjuang untuk menumbuhkan optimisme, salah satunya adalah memerangi dan melawan hoax secara kompak, bangsa Indonesia akan mengalami kesulitan di masa depan," kata dia.
Padahal, kata Moeldoko, Pemerintah di bawah kepemipinan Presiden Jokowi sekarang ini memiliki sejumlah indikator yang sangat positif dan membangkitkan optimisme.
Indonesia berada dalam situasi yang menjanjikan datangnya investor dari luar negeri. Salah satunya ditandai dengan meningkatnya kemudahan berusaha yang meningkat dari peringkat 120, kemudian menjadi 106, lalu ke peringkat 90,dan sekarang berada di peringkat 72.
Presiden Jokowi menargetkan supaya Indonesia dapat berada di kisaran peringkat 40-50-an.
Berbagai lembaga pemeringkat investasi internasional juga terus menaikkan status sebagai negara layak investasi. Investasi diperlukan untuk menggerakkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekspor.