Satgas Pangan Jamin Stok Sembako Aman Hingga Natal
Stok sembako dijamin aman dan tak akan kekurangan hingga akhir tahun ini oleh Satgas Pangan.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stok sembako dijamin aman dan tak akan kekurangan hingga akhir tahun ini oleh Satgas Pangan.
Hal ini diungkapkan Direktur Operasional Bulog Karyawan, Gunarso, usai menggelar rapat di Mabes Polri, Rabu (25/4/2018).
Gunarso mengklaim jika stok beras serta sembako pasti tersedia, bahkan sampai Natal tiba di akhir tahun.
Baca: Pengamat: Sosok dan Kepuasan Publik Terhadap Pemerintahan Jokowi Dongkrak Elektabilitas PDIP
"Stok beras aman sudah kita distribusikan di divisi regional seluruh Indonesia. Pokoknya bulan puasa, Idul Fitri, sampai Natal juga cukup," ujar Gunarso, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/4/2018).
Ia juga mengatakan harga sembako akan stabil di pasaran.
Baca: Ketua DPR Dorong Perempuan Terlibat Aktif di Era Digital
Merujuk ketetapan Kementerian Perdagangan, harga eceran tertinggi (HET) beras saat ini Rp 9.450 per kilogram.
Namun, harga tersebut, kata dia, nantinya akan disesuaikan per wilayah distribusi.
Dalam kesempatan yang sama, Kasatgas Pangan Irjen Pol Setyo Wasisto menambahkan jika harga dan stok pangan akan stabil.
Baca: Pengamat: Sosok dan Kepuasan Publik Terhadap Pemerintahan Jokowi Dongkrak Elektabilitas PDIP
"Beberapa hal menjadi catatan ke depan dan langkah apa saja yang dilakukan dengan harapan tentunya nanti pada saat menjelang puasa dan lebaran harga pangan terjangkau," ungkap jenderal bintang dua itu.
Lebih lanjut, stok daging sapi lokal dipastikan masih aman meski harganya cukup tinggi, yakni Rp 100 ribu per kilogram.
Pemerintah, kata Setyo, mengklaim memiliki alternatif untuk menjual murah daging.
"Pemerintah menyediakan daging kerbau maupun daging impor dari India," imbuhnya lagi.
Akan tetapi, ada pula beberapa harga komoditi yang naik. Di antaranya, harga cabe naik menjadi Rp 50 ribu per kilogram.
"Kenaikan harga (cabe) merupakan dampak distribusi dan ongkos angkut cabe dari daerah penghasil ke luar wilayah," katanya.