Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rizal Ramli: Saya Ingin Penuhi Keinginan Presiden, Debat dengan Sri Mulyani

Menkeu selaku pihak yang paling bertanggung jawab tak ada alasan lain untuk menghadapinya.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Rizal Ramli: Saya Ingin Penuhi Keinginan Presiden, Debat dengan Sri Mulyani
Rizal Ramli dan Sri Mulyani. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Keinginan ekonom senior Rizal Ramli untuk berdebat secara terbuka dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait dengan data utang luar negeri semata-mata untuk mengikuti permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya hanya ingin memenuhi permintaan Presiden Jokowi yang saya kira didasarkan pada niat baik untuk bangsa dan negara kita," kata mantan Menko Ekuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, di Bengkulu, Minggu (29/4/2018) kemarin.

Dalam penjelasannya yang diterima tribunnews.com, Rizal Ramli menegaskan, apabila Presiden Jokowi sudah mempersilahkan semua pihak untuk mengadu data tentang utang luar negeri kepada pemerintah, Menkeu selaku pihak yang paling bertanggung jawab tak ada alasan lain untuk menghadapinya.

"Kalau Pak Jokowi sudah meminta agar ada adu data tentang utang luar negeri, seharusnya Sri Mulyani memenuhi permintaan itu," kata Rizal tegas.

Rizal Ramli memastikan kembali, dirinya sudah tak sabar berhadapan Sri Mulyani. Namun, hingga kini, tantangan Rizal hanya dianggap angin lalu. “Sejauh ini Sri Mulyani belum respon. Kelihatannya tidak punya nyali," sesal mantan Tim Panel Ekonomi PBB itu.

Rizal-pun mengaku punya alasan kuat untuk bersedia mengajukan diri menantang Sri Mulayani beradu argumen soal utang pemerintah yang makin tinggi. "Saya orang yang biasa bekerja dengan data. Prediksi saya tentang krisis ekonomi 1997/1998 terbukti benar. Begitu juga dengan prediksi-prediksi lain," lanjut Rizal Ramli.

Terkait dengan adanya saran Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto kepada Sri Mulyani untuk tak meladeni ajakan debat, Rizal menyayangkan hal itu. Menurut Rizal, sebagai petinggi PDIP, Hasto seharusnya berpihak kepada rakyat kecil. "Setahu saya, PDIP itu didirikan untuk membela kepentingan wong cilik, bukan untuk membela wong licik," tegasnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas