Kementan Tegaskan Ketersediaan Telur dan Daging Ayam Aman Jelang Puasa dan Idul Fitri 2018
I Ketut Diarmita menegaskan bahwa ketersediaan telur dan daging ayam cukup menjelang bulan puasa dan Idul Fitri Tahun 2018.
Editor: Content Writer
Kementerian Pertanian melalui Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita menegaskan bahwa ketersediaan telur dan daging ayam cukup menjelang bulan puasa dan Idul Fitri Tahun 2018.
Hal tersebut disampaikan oleh I Ketut Diarmita saat acara konferensi pers di Kantor Ditjen PKH hari ini Jumat tanggal 11 Mei 2018 yang dihadiri oleh para pelaku usaha perunggasan nasional.
I Ketut menyebutkan, berdasarkan prognosa ketersediaan, produksi daging ayam tahun 2018 adalah sebesar 3.565.495 ton, sedangkan kebutuhan konsumsi sebesar 3.047.676 ton, sehingga terjadi neraca surplus sebanyak 517.819 ton.
Khusus untuk bulan puasa dan lebaran yang jatuh pada bulan Mei dan Juni 2018 diperoleh ketersediaan daging ayam sebanyak 626.085 ton dengan kebutuhan konsumsi sebanyak 535.159 ton, sehingga terjadi neraca surplus sebanyak 90.926 ton.
Demikian juga untuk ketersediaan telur ayam konsumsi untuk tahun 2018 terdapat produksi sebanyak 2.968.954 ton dengan jumlah kebutuhan konsumsi 2.766.760 ton, maka diperoleh kelebihan stok nasional sebanyak 202.195 ton.
![kementan](http://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kementan_20180511_173757.jpg)
Khusus untuk ketersediaan telur selama bulan puasa dan lebaran (Mei – Juni 2018) terdapat produksi sebesar 521.335 ton dan jumlah kebutuhan sebanyak 485.831 ton, sehingga ada kelebihan stok sebanyak 35.504 ton.
I Ketut menekankan, kenaikan harga seharusnya memang tidak ada jika dilihat dari data ketersediaan ayam, daging ayam dan telur saat ini dalam posisinya surplus/berlebih, bahkan sudah ekspor ke beberapa negara.
“Kita harapkan harganya stabil terjangkau, jika naik pun diharapkan tidak terlalu tinggi,” ucapnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa sejak tahun 2015 Indonesia telah ekspor telur tetas ayam dengan jenis ayam ras ke Myanmar, dan hingga Maret 2018 jumlah komulatif yang sudah diekspor sebanyak 10.482.792 butir dengan nilai Rp. 109,60 Milyar.
Sedangkan untuk ekspor daging ayam olahan sudah diekspor ke Jepang dengan volume 12,5 ton, Timor Leste dengan volume 6,6 ton dan Papua New Gini dengan volume 24 ton.
Tanggal 4 Mei 2018, Indonesia juga telah mulai ekspor perdana DOC (Day Old Chicken) ke Timor Leste sebanyak 2.000 ekor yang merupakan pengiriman awal dari total 10.000 ekor DOC yang telah disetujui untuk diekspor ke Timor Leste dan saat ini juga sedang proses untuk ekspor karkas daging ayam ke Timor Leste.
Berdasarkan data BPS, capaian ekspor sub sektor peternakan di Indonesia sangat fantastis, ekspor daging ayam tahun 2017 sebesar 325 ton (meningkat 1800% dibandingkan tahun 2016), sedangkan ekspor telur unggas sebanyak 386 ton (meningkat 27,39% dibanding tahun 2016).
Pada kesempatan tersebut, I Ketut Diarmita juga menyampaikan bahwa Ditjen PKH Kementan telah melakukan rapat koordinasi dengan para pelaku usaha perunggasan, baik integrator maupun peternak mandiri pada tanggal 5 Mei 2018 di Bali.
Pada hari ini pagi hari ini juga dilakukan pertemuan kembali dengan para pelakuk usaha, dimana Dirjen PKH meminta kerjasama kepada semua pihak agar terus menjaga kestabilan harga agar tercipta iklim usaha perunggasan yang sehat dan suasana tenang dalam memasuki bulan puasa dan lebaran ini.