Kronologi Tiga Telepon Gelap Bernada Ancaman ke Gereja Santa Anna Duren Sawit
orang yang mengaku satpam itu mengatakan melihat penumpang mobil Avanza melemparkan tas berwarna hitam ke dalam gereja.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolsek Duren Sawit Kompol TH Simatupang menceritakan kronologi kabar beredar terkait adanya ancaman berupa tas yang dilempar ke dalam Gereja Santa Anna.
Di depan Gereja Santa Anna Duren Sawit Jakarta Timur, ia mengatakan awalnya pada pukul 08.00 WIB ada telepon dari seseorang yang mengaku satpam gereja Santa Anna ke polsek.
Lewat sambungan telepon tersebut, orang yang mengaku satpam itu mengatakan melihat penumpang mobil Avanza melemparkan tas berwarna hitam ke dalam gereja.
Mendengar telepon tersebut, kemudian anggota Polsek Duren Sawit kemudian menghubungi kanit Reskrim, Kanit Intel, Kanit Provos yang sudah berpakaian sipil.
"Dari kalimat itu analisisnya kan dari jalan dilemparkan ke pagar masuk. Anggota saya langsung hubungi kanit reskrim, kanit intel, kanit provos yang sudah berpakaian preman," kata Simatupang pada Senin (14/5/2018).
Di waktu yang hampir bersamaan ketika tim tengah dalam perjalanan menuju TKP, ada lagi orang yang mengaku dari tim Jatanras Polda Metro Jaya yang menelpon ke Polsek Suren Sawit yang mengatakan hal yang senada dengan telepon sebelumnya.
Lima menit kemudian Polsek mendapat telepon dari orang yang mengaku anggota Krimsus Polda bernama AKBP Adi Purnomo yang mengatakan hal yang senada dengan telepon sebelumnya.
Namun setelah dikonfirmasi nama tersebut tidak ada di data Krimsus Polda.
Kemudian ketiga informasi tersebut ditindaklanjuti dengan menurunkan Satuan Gegana Penjinak Bom. Sambil menunggu Tim Gegana datang kemudian anggota Polsek mengamankan TKP.
Setelah Tim Gegana tiba dan melakukan penyisiran lokasi sekitar setengah jam akhirnya tidak ditemukan tas atau benda berbahaya dan mencurigakan di sekitar lokasi Gereja Santa Anna Suren Sawit, Jakarta Timur.
Akhirnya Kapolsek Duren Sawit menyatakan bahwa Gereja Santa Anna steril.
"Kita juga menghubungi Sat Gegana Penjinak Bom. Sambil menunggu mereka, kita amankan TKP. Setelah mereka tiba mereka bekerja dan sampai selesai berita acaranya dinyatakan steril," kata Simatupang.
Meski begitu, di depan gereja yang pernah dibom pada tahun 2001 itu masih terlihat beberapa petugas bersenjata laras panjang dan berompi anti peluru yang berjaga.
Arus lalu lintas di depan gereja tersebut juga terlihat lancar karena yang jalanan sepi.
Di dalam lingkungan gereja pun masih terlihat beberapa pengurus yang beraktifitas seperti biasa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.