Aksi Teror, Wapres JK: Kita Semua Mau Marah dan Mengutuk
"Jadi bagaimana hebatnya cuci otaknya dilaksanakan, itunyang merusak seluruh bangsa ini," ucap Kalla.
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengutuk keras atas terjadinya aksi teror yang terjadi di Indonesia beberapa hari lalu.
"Yang kita sekarang menjadi sangat memprihatinkan dan sangat menyayangkan, dan tentu kita semua mau marah dan mengutuk apa yang terjadi dalam minggu yang lalu ini, minggu ini juga," ujar Wapres Kalla, di Hotel Century Park, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).
Baca: Kecam Terorisme di Surabaya, Rhoma Irama: Teror Tidak Direkomendasikan Seluruh Agama
"Teror bom baik yang ada di Jakarta (Depok) juga di Surabaya, ini lah juga perlu diperhatikan, dibutuhkan kesiapan dan juga tindakan yang tegas daripada aparat keamanan, polisi dan TNI," sambungnya.
Kalla mengingatkan, informasi dari masyarakat sangatlah dibutuhkan untuk meminimalisir kejadian serupa.
"Tapi dibutuhkan juga infomarmasi dari masyarakat informasi apapun yang bisa diperoleh, yang bisa menghentikan atau pun mengawasi orang-orang yang mempunyai sifat yang sangat tercela itu," ujar Kalla.
Kalla pun menyayangkan keterlibatan anak-anak dalam aksis teror tersebut.
"Karena itu kita tentunya sangat menyayangkan karena anak-anak dilibatkan. Jadi bagaimana hebatnya cuci otaknya dilaksanakan, itu yang merusak seluruh bangsa ini," ucap Kalla.
Terkait kemungkinan aksi teror berefek pada penyelenggaran Asian Games 2018, Wapres JK pun mengharapakan peran maskayarat untuk berperan aktif menjaga keamanan dilingkungannnya.
Baca: JK : Aksi Teror Kemungkinan Berefek Pada Asian Games
"Karena orang asing itu sama seperti kita, kalau terjadi sesuatu di Pakistan, langsung kita takut masuk Pakistan, padahal mungkin kejadiannya di ujung-ujung utara Pakistan, sama dengan ini Asian Games," ujar Wapres JK.
"Dia di Jakarta-Palembang, yang terjadinya ya ada di Jakarta (Depok), yang terjadi kemarin ya di Surabaya, tapi kadang-kadang orang asing tidak tahu membedakannya itu. Karena itu lah maka kita bersama-sama mengatasi hal tersebut," lanjutnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.