Anggota Kompolnas: Bom Bunuh Diri Satu Keluarga di Surabaya Baru Pertama di Dunia
Terorisme dengan mengajak satu keluarga bahkan bersama anak-anak yang masih kecil adalah modus baru
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Kompolnas (Komisi Kepolisian Nasional) Irjen Pol (Purn) Bekto Suprapto mengatakan bahwa tindak terorisme dengan mengajak seluruh anggota keluarga seperti yang terjadi di Surabaya merupakan yang pertama kali di dunia.
“Terorisme dengan mengajak satu keluarga bahkan bersama anak-anak yang masih kecil adalah modus baru di Indonesia, bahkan di dunia. Di luar belum ada yang ajak anak-anak kecil,” ujarnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/5/2018).
Menurut Bekto modus-modus baru dalam aksi teror bom bunuh diri perlu dipelajari dari fakta-fakta di lapangan yang ditemukan.
Namun ia menegaskan bahwa masih sulit mengendus keluarga yang berpotensi menjadi teroris.
“Dari fakta-fakta yang ditemukan di lapangan baru kita ketahui bahwa ketiga keluarga teroris di Surabaya saling terhubung, saling besuk, dan memiliki guru yang sama. Dari situ baru bisa dipelajari modus-modus barunya,” tegas Bekto.
Bekto juga mengatakan perubahan modus dalam aksi terorisme di Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu.
“Tahun 2002 aksi terorisme di Bali menyasar simbol keagamaan kemudian berkembang ke simbol negara barat di Kedubes Australia di tahun yang sama, menyerang polisi, dan sekarang kombinasi penyerangan simbol agama dan kepolisian.”
“Tapi sekarang aksi terorisme lebih menyasar kepada kepolisian karena para teroris meihat polisi sebagai penghalang utama menuju kekhalifahan yang mereka inginkan, sehingga diserang,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.