Survei Riga Roda Sebut 38,3 Persen Pemilih Ingin Ganti Presiden
Roda Tiga Konsultan melakukan survei nasional terkait isu-isu pemerintahan, kinerja presiden, serta gerakan ganti presiden 2019.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Roda Tiga Konsultan melakukan survei nasional terkait isu-isu pemerintahan, kinerja presiden, serta gerakan ganti presiden 2019.
Rikola Fedri Direktur Riset Roda Tiga Konsultan menyatakan sebanyak 38,3 persen responden dalam surveinya menginginkan ganti presiden 2019.
Pada survei yang dilakukan pada 1.610 pemilih yang tersebar di 34 provinsi berusia di atas 17 tahun, lembaga survei itu menanyakan apakah setuju atau tidak setuju dengan gerakan "Ganti Presiden 2019".
"Hasilnya yang menyatakan setuju ganti presiden sebanyak 38,3 persen, yang tidak setuju adalah 36,3 persen, sedangkan tidak tahu atau tidak jawab sebanyak 25 persen," kata Ricola di Cafe bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (24/5/2018).
Baca: Dituduh Mesum, Sejoli Diancam Ditelanjangi dan Diperas Pria di Bekasi, Uang Perasan untuk Bayar PSK
Namun dari hasil itu, kata Ricola, Jokowi masih 50:50 persen berpeluang menang tergantung kemampuan Jokowi menangani masalah salah satunya dibidang ekonomi.
"Dengan margin error 2,5 persen. Jokowi dapat menang namun bergantung pada kemampuan Jokowi dalam menyesaikan permasalahan di bidang ekonomi," jelasnya.
Lebih lanjut, Ricola menjelaskan umumnya yang menyatakan Gerakan Ganti Presiden 2019 merupakan pemilih dari partai oposisi Gerindra dan PKS.
Namun juga ada dari pemerintah seperti Golkar, PPP, dan PAN.
"Dari 38,3 persen yang menyatakan setuju Ganti Presiden 2019, 47,7 persen memilih Prabowo, 7,8 persen AHY, dan 6,7 persen memilih Gatot. Ada pun yang lain seperti TGB 2,4 persen, dan Anies 1,8 persen atau nama lainnya yang relatif kecil," ujar Ricola.
Menanggapi hal itu, Politisi PDIP Eva K.Sundari menyatakan hasil tersebut belum bisa menunjukan realita yang sebenarnya dimasyarakat.
Baca: Lagi, Najib Razak Diperiksa KPK Malaysia Terkait Skandal 1 MDB
Bagi PDIP, gerakan Ganti Presiden lebih banyak bergerak di media sosial dan di masyarakat yang perkotaan yang lebih melek internet.
"Yang kebelet ganti kan di sosmed yang melek internet akses media besar. Kok orang puas tapi enggak milih atau mau ganti presiden. Realitas dengan persepsi lebih powerful persepsi," kata Eva.
Waktu survei dilakukan pada 21 April - 2 Mei 2018 lalu dengan Metode Stratified sytemic random sampling.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.