Dapat Surat Aspirasi, Komisi I DPR Lakukan Mediasi LSF - Komunitas Film
Komisi I DPR RI mengaku mendapatkan surat aspirasi dari beberapa komunitas film, agar diberikan kesempatan beraudiensi dengan pihak Lembaga Sensor
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi I DPR RI mengaku mendapatkan surat aspirasi dari beberapa komunitas film, agar diberikan kesempatan beraudiensi dengan pihak Lembaga Sensor Film.
Diketahui, hal ini terkait dengan film LIMA, yang dikategorikan LSF sebagai film 17 tahun ke atas.
Padahal pihak film LIMA, menilai film tentang pembumian nilai-nilai Pancasila ini dibutuhkan oleh generasi muda Indonesia, termasuk di bawah 17 tahun.
Baca: Baru Rayakan Ultah ke-32, Mantan Penyanyi Cilik ini Tak Banyak Berubah, Anti Muka Boros
"Beberapa hari yang lalu kami mendapatkan surat pengaduan, surat aspirasi dari beberapa komunitas yang menyampaikan keinginan audiensi dengan pihak LSF, terkait dengan film LIMA yg diberikan kategori 17 tahun ke atas," ujar Charles Honoris, anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, di Lembaga Sensor Film, Jl MT Haryono Kav 47-48, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (28/5/2018).
Ia mengatakan sebagai wakil rakyat di Komisi I DPR serta sebagai mitra dari LSF, dirinya memiliki kewajiban untuk meneruskan aspirasi tersebut.
Apalagi film tersebut, kata dia, terkait dengan atau mengenai Pancasila, yang sangat penting di era ini.
Bagi Charles, film yang memuat Pancasila penting lantaran kaum muda yang semakin intoleran. Sehingga diperlukan adanya upaya besar untuk membumikan Pancasila.
"Program pemerintahan Jokowi juga sangat tegas ya bagaimana beberapa survei sudah menunjukkan bahwa kaum muda Indonesia semakin menjadi intoleran," kata dia.
"Saya ingat survei dari UIN yang dirilis belum lama ini, kaum muda Indonesia semakin intoleran. Oleh karena itu kita perlu film seperti yang mengangkat tema Pancasila untuk kontra narasi Pancasila, radikal dan sebagainya," pungkasnya.