Ketika Peserta Buka Puasa Bersama Diajak Belajar Sejarah dan Seluk Beluk Gereja Katedral Jakarta
Acara buka puasa bersama yang diinisiasi Gereja Katedral dan Komunitas Kerja Bakti Demi Negeri diadakan di Gereja Katedral, Jakarta Pusat.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Acara buka puasa bersama yang diinisiasi Gereja Katedral dan Komunitas Kerja Bakti Demi Negeri diadakan di Gereja Katedral, Jakarta Pusat.
Mengangkat tema "Menguatkan Toleransi, Persaudaraan, dan Solidaritas Kemanusiaan" acara tersebut dihadiri ratusan warga dan sejumlah perwakilan dari berbagai komunitas.
Pantauan di lokasi, sekitar pukul 16.16 WIB, satu per satu peserta buka puasa mulai memasuki aula Gereja Katedral.
Baca: KPK Temukan Uang Rp 1,9 Miliar Saat Geledah Rumah Bupati Bengkalis
Di dalam aula, para peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat diiringi paduan suara Paragita UI.
Tampak dalam acara tersebut putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid dan Kepala Paroki Gereja Katedral, Romo Hani Rudi Hartoko SJ.
Setelah bernyanyi lagu kebangsaan, para peserta diajak menyaksikan video anak diaspora Indonesia yang diajarkan membaca dan mengucap Pancasila.
Baca: Korea Utara Dan Korea Selatan Sepakat Adakan Pertemuan Militer Akhir Bulan Ini
Kepolosan dan logat para bocah yang berusaha mengucap Pancasila membuat gemas.
Mulai dari yang lancar, terbata-bata, sampai yang merengek menyerah menyelesaikan sila kelima lantaran malu.
Selesai pemutaran video, Romo Hani mengajak seluruh peserta untuk berkeliling melihat bagian dalam Gereja Katedral.
Mulai dari sejarah, besar kapasitas, makna ukiran dan lukisan, semua dipaparkan.
"Ini idenya Bung Karno (lokasi Gereja Katedral). Di seberang ada Masjid Istiqlal. Dia ingin masjid nasional berhadap-hadapan, menggambarkan Indonesia ini adalah harmoni. Sering tamu negara menyeberang jalan kali dari Masjid Istiqlal ke Gereja Katedral dan sebaliknya," tutur Hani, Jumat (1/6/2018).
Romo Hani juga menjelaskan mengapa pihaknya menyetujui Katedral dijadikan tempat acara buka puasa bersama.
Menurutnya, hal tersebut didasari sebagai bentuk toleransi antar umat beragama.
"Mereka mengajak membuat sesuatu dan itu lah dipakai kesempatannya untuk berbuka puasa dan tanggalnya 1 Juni saat hari lahir Pancasila. Itulah semangat yang ingin dibangun dan meneguhkan semangatnya kerja bakti sama-sama mempertegas kebangsaan toleransi dan solidaritas kemanusiaan," ujar Romo Hani.
Sementara itu, seorang jemaat gereja menyatakan bahwa acara seperti ini dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan antar umat beragama.
"Senang. Saya jadi senang banyak orang yang jadi bisa tahu seperti apa itu Katedral. Juga menunjukkan semangat toleransi antar umat beragama. Bagus sekali," ujar Daniel (24).
Sedangkan seorang peserta, Heni (25) mengungkapkan perasaannya bahwa dia merasa senang dapat belajar sejarah Katedral secara langsung.
"Saya sangat antusias dapat tahu sejarah Gereja Katedral, apalagi disampaikan secara langsung oleh orang yang paham. Bangunannya antik, penuh sejarah," katanya.