Golkar Tercatat Paling Banyak Menangkan Kadernya di Pilkada Serentak 2018
Partai Golkar menjadi partai terbanyak memenangkan kadernya menjadi kepala daerah.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pilkada serentak yang baru saja berlalu, ternyata menempatkan posisi Partai Golkar sebagai partai yang teruji dan memiliki basis massa yang jelas dalam memenangkan pertarungan di 171 wilayah.
“Pilkada kali ini menempatkan posisi Golkar sebagai partai terkuat di kancah perpolitikan,” kata pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing dalam keterangan persnya, Sabtu (30/6/2018).
Seperti diketahui, dalam pilkada serentak 2018, Partai Golkar memenangkan 9 pemilihan kepala daerah tingkat provinsi/Gubernur(52,94 persen dari 17 pilgub), 22 pemilihan walikota (56,41 persen dari 39 pilwalkot)dan 48 pemilihan Bupati(41,74 dari 115 pilbub).
Emrus menyebutkan dengan perolehan yang cukup besar dan didominasi oleh kader asli yang menduduki posisi di pilgub, pilbub dan pilwalkot tersebut, Partai Golkar menjadi partai terbanyak memenangkan kadernya menjadi kepala daerah.
“Pasangan paslon yang menang di pilkada itu menjadikan Golkar bak gadis cantik dan hasil pilkada Golkar ini tentu menunjukkan bargaining politinya semakin menguat,” ujarnya.
Terkait banyak partai yang mengklaim menang pilkada tapi bukan mengusung calon dari internal partainya, Emrus menyebutkan secara jumlah kader yang jadi, tentu tidak bisa dipungkiri banyak kader murni Partai Golkar yang jadi.
“Lihat saja Gubernur, Bupati atau walikota maupun posisi wakil mereka berasal dari partai mana? Klaim itu bisa dikatakan riil kemenangan Golkar saat ini,” jelasnya.
Emrus menuturkan, saat ini apa yang didukung Partai Golkar tentu akan mendapat dukungan masyarakat di wilayah masing-masing.
Itu artinya racikan pengusungan calon di pilkada yang dilakukan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga hartarto cukup jeli dan mengikuti harapan rakyat.
“Saat ini racikan calon-calon yang diusung dalam pilkada oleh Airlangga cukup berhasil, bisa dikatakan kemenangan Golkar di pilkada kali ini adalah keberhasilan Airlangga Hartarto dan jajaran pengurus DPP Partai Golkar,” ungkapnya.
Oleh karenanya dengan melihat komposisi kemenangan Partai Golkar di pilkada, bukan sesuatu yang mustahil calon pendamping Joko Widodo bisa berasal dari Partai Golkar.
“Kalau mengusung Jokowi maka ini hal yang mengembirakan, karena Golkar memiliki basis kekuatan masa yang besar terlihat pada kemenangan pilkada 2018, maka bisa saja Jokowi meminang cawapresnya dari Golkar lagi,” paparnya.
Itu artinya, lanjut Emrus, Partai Golkar dibawah nahkoda Airlangga Hartarto semua berjalan dengan baik dan sukses maka bisa saja Menteri Perindustrian itu dipertimbangkan jadi cawapres Jokowi.
“Siapa wakil yang kuat dan memenangkan pilkada, terutama dimenangkan kader internal tentu akan membuat posisi partai itu menjadi kuat. Kemenangan Golkar saat ini tentu menjadi modal besar. Jokowi bisa ambil calon wakil presidennya untuk tingkatkan elektabilitasnya dengan melihat hasil pilkada yang diraih Golkar saat ini” bebernya.
Bukan itu saja, selain jumlah kemanangan di pilkada akan semakin mendekat mendekatkan Airlangga Hartarto sebagai cawapres Jokowi di pilpres 2019 mendatang.
Belum lagi, tambah Emrus jika sekarang Airlangga Hartarto menyambangi partai-partai pendukung Jokowi, maka itu membenarkan bahwa beliau sebagai perekat bagi partai pendukung Jokowi.
“Kalau Airlangga Hartarto menjadi perekat parpol pendukung Jokowi, maka beliau bisa saja akan menjadi wapres sekalipun itu semua ditentukan Jokowi nantinya. Airlangga tentu akan menjadi titik sentral yang diterima seluruh partai pendukung Jokowi nantinya yang mengumpulkan partai pendukung. Kalau itu (kunjungan ke partai pendukung Jokowi) terus dilakukan maka kemungkinan besar ia akan mendampingi Jokowi di Pilpres 2019,” katanya.
Di sisi lain, kata Emrus Airlangga juga diterima semua pihak di berbagai faksi di internal Partai Golkar sendiri, tentu ini akan membuat Golkar semakin solid dalam menghadapi pileg dan pilpres 2019.
“Artinya Airlangga Hartarto memiliki leadership yang kuat berdiri diantara faksi-fraksi di Golkar dan bukan rahasia lagi, selama ini kemana pun Golkar memberikan dukungan capresnya dalam pilpres selalu berujung pada kemenangan,” pungkasnya.