Menelaah Sosok Cawapres Ideal untuk Mendampingi Prabowo
Prabowo harus berpasangan dengan figur yang bisa mendongkrak elektabilitasnya di Pilpres.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo paling berpotensi untuk disandingkan dengan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.
Hasil survei terhadap 1.200 responden, setidaknya, pasangan Prabowo-Gatot mendapat 35,6 persen suara pemilih.
Soal itu, Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menilai duet tersebut akan menemui jalan terjal.
"Itu akan mudah dilawan oleh siapa pun nanti pesaingnya. Akan muncul isu militer, bahkan bisa diisukan militerisasi. Jadi saya pikir pemasangan ini sangat tidak produktif untuk bertarung di 2019,” kata Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, Rabu (11/7/2018).
Emrus menjelaskan, hasil survei LSI tidak bisa dijadikan tolok ukur mutlak, sebab hal itu adalah potret sesaat.
Selain itu, tingkat elektabilitas Prabowo-Gatot di angka 35 persen masih rawan untuk bisa dijadikan dasar pasangan itu maju di Pilpres mendatang.
"Rawan dalam pengertian belum aman. Secara statistik, baru itu aman bila sudah di kisaran 70 persen. Artinya andainya elektabilitas Prabowo-GN mencapai 70 persen dibandingkan dengan simulasi calon lain, baru kita katakan sebagai penantang yang kuat bagi Jokowi. Sedangkan Pak Jokowi yang kurang dari 50 persen, bagaimana yang 35 persen?” jelasnya.
Dari sisi partai pendukung, Emrus menambahkan, duet Prabowo-Gatot juga sulit tercapai.
Meski Prabowo sudah pasti bakal didukung penuh Partai Gerindra, Gatot bukan berasal dari kalangan partai politik.
Situasi ini secara otomatis akan memperlebar potensi konflik di kalangan partai koalisi Gerindra.
“Kan Gerindra belum memadai jumlah suara. Nah partai mana yang mau mendukung Prabowo-Gatot. PKS misalnya mewacanakan akan mengusung Anies atau sembilan kadernya yang diajukan. Artinya kan belum full. PAN juga kita ragukan juga karena Amien Rais mengajukan diri untuk menjadi calon,” kata Emrus.
Belum lagi jika PAN malah merapat ke Jokowi, karena hingga saat ini masih ada kader PAN yang duduk di kabinet Jokowi.
“Kalau Zulkifli Hasan kelihatannya masih lebih dekat ke Jokowi karena masih ada interaksi politik. Karena di situ ada menterinya,” ujar Emrus.
Sementara Partai Demokrat, menurut Emrus, juga kecil kemungkinan mendukung Prabowo-Gatot karena ada AHY, di samping AHY juga sulit dipasangkan dengan Prabowo karena sama-sama militer.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.