Kesejahteraan Petani adalah Tujuan dari Pembangunan Sektor Pertanian
Pemerintah menyadari bahwa petani sering dicap sebagai kelompok marjinal, sebetulnya adalah kunci Indonesia jika ingin mencapai kedaulatan pangan.
Editor: Content Writer
Pemerintahan Presiden RI Joko Widodo memberikan perhatian khusus kepada kesejahteraan petani. Pemerintah menyadari betul bahwa petani yang sering dicap sebagai kelompok marjinal, sebetulnya adalah kunci Indonesia jika ingin mencapai kedaulatan pangan.
“Kementrian Pertanian berkomitmen segala kebijakan dan program pertanian diarahkan kepada peningkatan kesejahteraan petani. Seperti yang selalu diarahkan oleh Menteri Pertanian, nyawa dari setiap penyusunan kebijakan dan program di sektor pertanian adalah kesejahteraan petani.” Demikian diungkapkan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kuntoro Boga Andri.
Untuk meningkatkan kesejahteraan petani, Kementan terus mengupayakan berbagai strategi. Salah satu terobosan yang dilakukan Kementan adalah refocusing anggaran.
Besarnya perhatian Presiden Jokowi terhadap sektor pertanian dibuktikan dengan peningkatan anggaran pertanian secara signifikan. Pagu APBN Kementan pada tahun ini sebesar Rp 22,6 triliun, jauh meningkat dibandingkan anggaran 2014 sebesar Rp 14,2 triliun.
“Mungkin publik banyak yang tidak mengetahui bahwa sejak 2015, pemerintah telah secara serius melakukan refocusing anggaran pertanian dengan tujuan meningkatkan bantuan untuk petani. Pada tahun 2014, mayoritas anggaran sebesar 48 persen digunakan untuk belanja operasional seperti perjalanan dinas, rapat, dan rehab gedung. Sementara anggaran untuk sapras (sarana dan prasarana.red) pertanian saat itu hanya sekitar 35 persen. Tapi sejak 2015, komposisi komponen anggaran kami balikkan. Belanja operasional kami turunkan menjadi hanya 28%, sementara belanja sarpras ditingkatkan signifikan menjadi 65% dari total anggaran Kementan 2015,” papar pria yang akrab disapa Pak Boga tersebut.
Pada tahun 2018, Pak Boga menyebutkan porsi belanja sarpras mencatat rekor baru. Untuk pertama kalinya belanja sarpras capai 85 persen dari total anggaran Kementan, atau setara Rp 19,3 triliun. Sementara sisa anggarannya sebesar 3,3 triliun digunakan untuk komponen-komponen anggaran lainnya yang meliputi belanja pegawai, belanja operasional, dan belanja modal.
Peningkatan porsi anggaran sarpras memungkinkan pemerintah untuk memberikan perhatian sebesar-besarnya kepada petani. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengarahkan jajarannya untuk fokus pada upaya peningkatan kesejahteraan petani.
Perhatian besar kepada petani tersebut diejawantahkan melalui sejumlah program terobosan, dari mulai pembangunan infrastruktur hingga program pendampingan petani.
Di bidang infrastruktur, dalam kurun waktu dua tahun, Kementan telah membangun dan merehabilitasi tiga juta hektare jaringan irigasi. Selain infrastruktur, Kementan turut meningkatkan bantuan untuk petani berupa benih dan pupuk, serta alat dan mesin pertanian (alsintan).
“Anggaran sarpras di antaranya digunakan untuk memberikan bantuan berupa alsintan modern kepada petani. Kami meyakini bahwa kemajuan sektor pertanian Indonesia akan sulit dicapai jika petani masih menggunakan peralatan tradisional. Untuk itu, kami terus mengupayakan petani untuk menggunakan alat pertanian modern,” ujar Kuntoro Boga.
Upaya modernisasi pertanian tidak hanya terhenti pada pemberian bantuan. Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melakukan pendampingan intensif terhadap petani dalam pengoperasian alat pertanian modern tersebut.
Lewat program Optimalisasi Pemanfaatan Alsintan (OPA), para penyuluh di daerah dikerahkan untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada petani dalam memanfaatkan maupun merawat alat pertanian modern, seperti combine harvester, traktor roda empat, ataupun ekstravator.
Persoalan degenerasi petani juga turut menjadi perhatian pemerintah. Kuntoro Boga menyebutkan, Kementan menyadari bahwa ada stigma di masyarakat, terutama generasi muda bahwa sektor pertanian kurang menarik untuk dijadikan sebagai sumber mata pencaharian.
Untuk mengubah pola pikir masyarakat tersebut, Kementan melakukan sejumlah program strategis di bidang pengembangan SDM.