Kesejahteraan Petani adalah Tujuan dari Pembangunan Sektor Pertanian
Pemerintah menyadari bahwa petani sering dicap sebagai kelompok marjinal, sebetulnya adalah kunci Indonesia jika ingin mencapai kedaulatan pangan.
Editor: Content Writer
Salah satu strategi yang dijalankan Kementan adalah mentransformasi sejumlah Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan).
Bila sebelumnya STPP lebih difokuskan untuk mencetak tenaga-tenaga penyuluh, maka Polbangtan justru diharapkan dapat melahirkan para petani muda.
Tidak hanya bebas biaya, lulusan yang terpilih akan mendapatkan bantuan modal untuk menjalankan usaha tani. “Di Polbangtan juga akan lebih banyak praktik pertanian modern sehingga para mahasiswa Polbangtan diharapkan kelak bisa menjadi petani modern yang handal,” tutur Kuntoro Boga.
Program lain yang digencarkan Kementan untuk menghadang degenerasi petani adalah program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP). PWMP adalah upaya penumbuhan dan peningkatan miat, keterampilan, dan jiwa kewirausahaan generasi muda di bidang pertanian yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan dan kemadirian jiwa kewirausahaan generasi muda di bidang pertanian.
“Target peserta PWMP adalah generasi muda. Dalam program ini akan diberikan bimbingan, pendampingan, dan pemagangan dari hulu ke hilir kepada para peserta. Tidak berhenti di situ, para peserta akan diberikan modal usaha sehingga program aksi ini bisa menghasilkan wirausahawan di bidang agribisnis yang memiliki kompetensi dan potensi besar untuk memajukan sektor pertanian sesuai dengan kebutuhan industri dan pasar,” tegas Kuntoro Boga.
Kementan diyakini akan terus mengupayakan kebijakan dan program yang berpihak kepada petani. Sektor pertanian ke depannya masih akan terus menghadapi berbagai tantangan dan hambatan yang tidak kecil. Tapi kami mensyukuri, selama hampir empat tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, kebijakan dan program pemerintah sudah mulai membuahkan hasil positif, terang Kuntoro Boga.
“Melansir data BPS (Badan Pusat Statistik.red), rata-rata nilai tukar petani (NTP) pada tahun 2017 lalu tercatat 103,06. Nilai ini signifikan meningkat dibandingkan tahun 2014 yang rata-rata tercatat sebesar 102,03,” ungkap nya
Lebih lanjut Kepala Biro Humas dan Informasi Publik ini menyebutkan bahwa peningkatan kesejahteraan petani tersebut linier dengan capaian produksi pangan.
Nilai produksi pertanian tahun 2017 sebesar Rp 1.344 triliun atau naik Rp 350 triliun dibandingkan tahun 2013. Tercatat untuk periode 2013 – 2017, terdapat kenaikan 9% per tahunnya.
“Peningkatan produksi ini juga berdampak pada peningkatan kinerja ekspor. Tercatat pada tahun 2017, ekspor pertanian meningkat Rp 441 triliun,” tuturnya.(*)