Dirut PLN: Kami 1,5 Tahun Lagi Pensiun, Ingin Keluar Baik-baik
Direktur Utama PT PLN , Sofyan Basir membantah adanya keterlibatan PLN di dalam kaus suap PLTU Riau-1 yang menjerat anggota Komisi VII DPR RI, Eni Sar
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Utama PT PLN , Sofyan Basir membantah adanya keterlibatan PLN di dalam kaus suap PLTU Riau-1 yang menjerat anggota Komisi VII DPR RI, Eni Saragih.
Sofyan Basir pun memperkuat pernyataannya itu dengan memaparkan sejumlah kebijakan yang berhasil dilakukan di masa kepemimpinannya selama 3,5 tahun ini, diantaranya adalah tidak menaikkan harga listrik.
Baca: Panglima TNI: Waspadai Cyber Narcoterorism
"Selama 3,5 tahun ini tarif tidak naik, bapa-bapa, ibu-ibu tenang-tenang tidak perlu repot-repot tarif tidak naik InsyaAllah sampai 2019," kata Sofyan Basir di Kantor PLN, Senin (16/7/2018).
Lebih lanjut Sofyan menjabarkan Tarif listrik berhasil ditahan meskipun harga batubara dan harga minyak mentah melonjak serta melemahnya rupiah.
"Walaupun batu bara naik 60 persen, ICP naik 30 persen, kurs naik menjadi Rp 14 ribuan, inflasi. Kalau dipikir oportuniti lossnya besar. Tapi kami cari efisiensi dengan dukungan pemerintah. Salah satunya DMO batu bara," ungkap Sofyan Basir.
Mantan Diretur Utama BRI itu pun menyebutkan kepemimpinannya di PLN ini menjelang 1,5 tahun masa pensiunnya sehingga ia akan berusaha memimpin dengan baik agar berhenti bekerja dengan citra yang baik.
"Kami managemen sudah berjalan 3,5 tahun. Waktunya sudah cukup lama. 1,5 tahun lagi pensiun, insyaAallah. Kami ingin keluar baik-baik. Karier kita panjang dan selesai dengan baik," ucap Sofyan.
Adapun KPK telah melakukan sejumlah penyidikan kepada Sofyan Basir dengan melakukan penggeledahan di kediaman pribadinya di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat pada Minggu (15/7/2018) dan di kantor PLN pada Senin (16/7/2018) kemarin.