Fahri Sebut Pemerintah Tidak Transparan soal Angka Kemiskinan Hanya 1 Digit
Pasalnya, menurut Fahri, data lainnya mengatakan bahwa kedalaman kemiskinan di Indonesia mengatakan makin tinggi
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi klaim pemerintah terkait angka kemiskinan yang hanya mencapai level 1 digit, Wakil Ketua DPR Fahri mengatakan pemerintah seharusnya lebih transparan untuk menyampaikan data dan fakta keadaan masyarakat Indonesia.
Pasalnya, menurut Fahri, data lainnya mengatakan bahwa kedalaman kemiskinan di Indonesia mengatakan makin tinggi.
Baca: Fahri Hamzah: Saya Ingin Kembalikan PKS Ke Jalan yang Benar
"Kerawanan kemiskinan kita itu makin luas, rawan itu artinya apa? Ini garis kemiskinan, kemiskinan itu bermain di sekitar sini, jadi tidak ada progress bahwa masyarakat itu betul-betul meninggalkan kemiskinan," ucap Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Fahri menyebut, sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyumbangkan kemiskinan.
"Tren yang saya baca, seluruh data kemiskinan menunjukkan bahwa kita makin miski, buruh tani semakin miskin, buruh semakin miskin, pekerja secara umumnya semakin miskin dan apa namanya, secara umum, sektor yang paling banyak menyumbangkan kemiskinan itu adalah sektor pertanian," tutur Fahri.
Untuk menguatkan argumennya beserta data-data yang ada, Fahri Hamzah mengaku akan mengeluarkan catatan tentang angka kemiskinan yang sebenarnya yang saya sudah dicatat dari beberapa data.
Selain itu, Fahri juga aka meluncurkan buku yang berjudul saya akan meluncurkan buku 'Mengapa Indonesia Belum Sejahtera?'.
Buku tersebut berisi data statistik yang menunjukkan angka kemiskinan di Indonesia semakin mendalam.
"Saya akan meluncurkan buku 'Mengapa Indonesia Belum Sejahtera?'. Di sini ada banyak sekali data statistik yang menunjukkan bahwa kemiskinan kita itu makin mendalam," ujar Fahri.
Baca: Pecat Wali Kota Jakarta Timur via Telepon, Bambang: Pak Anies Call Saya Langsung
"Jadi upah nominal dan upah real kita bandingkan itu semakin menurun, upah real kita semakin menurun, kemudian tren keparahan kemiskinan itu makin parah, kita itu makin parah kemudian yang diungkap oleh ekonom Faisal Basri itu nilai tukar petani, nilai tukar petani itu trennya makin turun, ya kan, ini nanti yang saya akan ungkap," pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan per Maret 2018 sebesar 9,82 persen.
Angka kemiskinan tersebut diklaim menjadi yang paling rendah sepanjang sejarah.