Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Kopaska Menyiapkan Pasukan Torpedo Manusia Seperti Pasukan Jepang saat Operasi Trikora

Mereka menjadi sibuk setelah kurang lebih dua peleton sukarelawan sipil beserta lima human torpedo (torpedo manusia) untuk misi bunuh diri turut serta

Editor: Sugiyarto
zoom-in Kisah Kopaska Menyiapkan Pasukan Torpedo Manusia Seperti Pasukan Jepang saat Operasi Trikora
ist
Ilustrasi Torpedo 

Sesaat sebelum speedboat beserta torpedo membentur kapal musuh, pengemudi akan melompat menggunakan kursi pelontar.

Fungsi kerja kursi lontar pada torpedo mirip kursi lontar jet tempur.

Mayor Urip yang makin penasaran karena belum pernah dilibatkan dalam operasi torpedo manusia dan juga tak pernah diberi petunjuk pemakaiannya atau cara operasinya jelas tak bisa menolak perintah karena sedang berada di front terdepan.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan diam-diam Mayor Urip melakukan uji coba  pada sukarelawan dan speedboatnya.

Ternyata mesin tempel yang terpasang bukan 100 TK melainkan 50 TK.

Para sukarelawan juga belum melakukannya di lautan terbuka.

Apalagi kursi lontarnya yang katanya terpasang ternyata tidak ada sehingga pelaku harus melompat sendiri sebelum torpedo meledak.

Berita Rekomendasi

Tanpa kursi lontar pengemudi human torpedo dipastikan tewas akibat kedakan TNT seberat 100 kilogram.

Namun yang membuat Mayor Urip geleng-geleng kepala adalah mekanisme detonasi yang tidak berfungsi sama sekali.

Tidak berfungsinya torpedo itu terbukti ketika dilaksanakan tes dengan menerjangkan perahu tempel bermuatan torpedo TNT 100 kilogram tanpa manusia dalam kecepatan 25 knot ke salah satu tebing karang yang lokasinya berada di teluk yang sunyi.

Ternyata torpedo yang diterjangkan sama sekali tidak meledak.

Setelah meledakkan TNT 100 kilogram yang berada di ujung torpedo dengan keterampilan khusus dan perangkat demolisi, Mayor Urip beserta 10 anak buahnya yang turut dalam uji peledakan torpedo pun kembali ke Daerah Kumpul I.

Ketika Mayor Urip melaporkan hasil uji cobanya ke Panglima ATA-17, Komodor Sudomo ternyata tidak keluar komentar apa pun.

Yang pasti Mayor Urip lega, karena jika Operasi Jayawijaya jadi digelar dan torpedo-torpedo manusia itu digunakan, bisa dipastikan tidak ada satu pun sukarelawan yang selamat.(*)

Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas