DMI Sebut Perbedaan Masjid di Indonesia dan Negara Lain
Sementara di negara lain, seperti Malaysia, Syafruddin mengatakan masjidnya didirikan dan dikelola oleh pemerintah.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Syafruddin menyebut ada perbedaan antara masjid di Indonesia dengan masjid di negara lain.
Perbedaan itu yakni masjid di Indonesia didirikan dan dikelola oleh masyarakat. Ia pun menyebut hal ini sebagai kelebihan.
Sementara di negara lain, seperti Malaysia, Syafruddin mengatakan masjidnya didirikan dan dikelola oleh pemerintah.
"Masjid tidak bisa diurus pemerintah. Masyarakat yang membangun (masjid), masyarakat yang mengontrol. Itu kelebihan masjid di Indonesia," ujar Syafruddin di kantor DMI, Jl. Jenggala I No. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (3/8/2018).
Selain Indonesia, hanya ada satu negara lagi yang masjidnya sama-sama dikelola oleh masyarakat. Negara tersebut adalah Pakistan.
Sebelumnya, Ketua Umum DMI sekaligus Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkap, seluruh masjid di Malaysia dibangun dan dikelola pemerintah.
"Takmirnya digaji pemerintah. Kita (masjid di Indonesia), dibangun masyarakat," sebut Kalla.
Bahkan, lanjut Kalla, keberadaan kotak amal di masjid-masjid hanya ada di Indonesia dan Pakistan. Hal ini tak terlihat di Malaysia, Brunei Darussalam, apalagi di Arab Saudi.
Namun demikian, Masjid Istiqlal mendapatkan dana dari pemerintah, khususnya Kementerian Agama.
"Istiqlal terima beres saja kan, dapat dananya dari Kemenag. Kalau masjid di kampung kotak amal yang beredar," kata dia.