BMKG: Potensi Tsunami di Lombok Maksimum 0,5 Meter
"Diperkirakan maksimum ketinggian tsunami 0,5 meter. Waktu peringatan dini hingga BMKG menyampaikan pengakhiran peringatan tsunami,"
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa di Lombok menyebabkan tsunami dengan ketinggian gelombang yang masuk ke daratan 10 centimeter dan 13 centimeter.
"Diperkirakan maksimum ketinggian tsunami 0,5 meter. Waktu peringatan dini hingga BMKG menyampaikan pengakhiran peringatan tsunami," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui keterangan tertulis, Minggu (5/8/2018).
Baca: Pengamat Sebut Prabowo dan Jokowi Harus Pilih Cawapres yang Punya Magnet Terhadap Umat Islam
Waktu peringatan dini hingga BMKG menyampaikan pengakhiran peringatan tsunami. Dwikorita menyampaikan sudah ada informasi bahwa waktu tibanya gelombang bisa berbeda.
"Gelombang pertama bisa saja bukan yang terbesar. Maksimum 0,5 meter. Belum ada penambahan ketinggian," kata Dwikorita.
BMKG mengimbau warga untuk segera mencari tempat yang lebih tinggi, tetap tenang, tidak panik, dan tidak berdesak-desakan.
Baca: Gempa Bumi di Lombok Bepotensi Tsunami, BNPB Imbau Warga Cari Tempat Aman
"Meskipun ini diperkirakan hanya 0,5 meter," katanya
Gempa berkekuatan 7.0 skala richter mengguncang Lombok Utara, NTB, dan sekitarnya, Minggu (5/8/2018) pada pukul 18.46 Wita.
Gempa berpusat di 8.25 LS,116.49 BT, sekitar 27 km di arah timur laut. Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer. BMKG melaporkan gempa berpotensi tsunami.
Baca: BREAKING NEWS: Lombok Utara NTB Kembali Dilanda Gempa 7,0 SR, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Tsunami
Berdasarkan analisis peta guncangan gempa dirasakan, intensitas gempa di Kota Mataram VIII MMI, Karangasem VI MMI, Ubud V MMI, Denpasar IV MMI, Kuta IV MMI, Tabanan V MMI, Singaraja III MMI, Negara IV MMI, Banyuwangi III MMI, Jember III MMI, dan Malang II MMI.
Dengan melihat kondisi tersebut diperkirakan kerusakan bangunan banyak terjadi di Kota Mataram.
Umumnya bangunan-bangunan yang dibangun dengan kurang memperhatikan kontruksi tahan gempa akan mengalami kerusakan jika terkena guncangan gempa dengan intensitas di atas VI MMI.
Apalagi saat ini di Kota Mataram intensitas gempa VIII MMI.