BMKG : Gempa 7.0 SR di Lombok Merupakan Aktivitas Baru Berbeda dari Gempa Sebelumnya
"Hasil analisis mekanisme dipicu oleh, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault)," terang Dwikorita.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa berkekuatan 7.0 SR yang terjadi pada Minggu (19/8/2018) merupakan aktivitas gempa baru dan berbeda dengan gempa yang terjadi pada 5 Agustus lalu.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter gempabumi Magnitudo=6,9 yang terletak di ujung timur Pulau Lombok dan diikuti sebaran episenter gempa yang mengikutinya yang membentuk kluster episenter dengan sebaran ke arah timur hingga di sebelah utara Sumbawa Barat, maka dapat disimpulkan bahwa gempa yang terjadi merupakan aktivitas gempa baru yang berbeda dari gempa berkekutan M=7,0 yang terjadi pada 5 Agustus 2018," ujar Dwikorita Karnawati, dikutip dari Kompastv, pada Senin (20/8/2017).
Baca: Tengah Bertugas Salurkan Bantuan Makanan, Dua Prajurit TNI Gugur Ditembak OPM di Puncak Jaya, Papua
Ia menerangkan, meskipun seluruh aktivitas gempa yang terjadi berkaitan dengan struktur geologi sesar naik Flores, namun antara gempa 7,0 SR pada 5 Agustus 2018 lalu, dan gempa 7,0 SR yang terjadi Minggu (18/8) sekitar pukul 21:56 WIB memiliki bidang deformasi yang berbeda.
"Hasil analisis mekanisme dipicu oleh, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault)," terang Dwikorita.
Berdasarkan laporan masyarakat dan analisis peta guncangan, guncangan dirasakan di daerah Lombok Utara dan Lombok Timur mencapai skala VI-VII MMI (Modified Mercalli Intensity). Sementara itu di Lombok Barat, Mataram, Praya dan Sumbawa memiliki intensitas V-VI MMI.
"Guncangan juga dirasakan di Denpasar dan Waingapu dengan skala III-IV MMI, di Ruteng dengan skala II-III MMI, di Makassar I-II MMI," ucapnya.
Dikutip dari laman BMKG, dengan satuan ukuran gempa VI-VIII MMI tersebut getaran dirasakan oleh semua penduduk dan mengakibatkan kerusakan ringan.
Sementara untuk satuan III-IV MMI artinya semua orang merasakan namun belum terjadi kerusakan, tapi dalam kondisi bangunan yang sudah terguncang beberapa kali bisa saja menimbulkan kerusakan.
Dandim Sumbawa Barat, Letkol CZI Eddy Oswaruntu, mengatakan masyarakat diimbau untuk keluar dari rumah maupun bangunan untuk mencari tempat yang aman.
"Di Sumbawa Barat secara umum telah keluar dari rumah karena gempa menghindari korban yang tidak diinginkan semua warga tidur di luar bangunan, kata Edi.