Khatib Sampaikan Khotbah tentang Musyawarah hingga Berbagi kepada Sesama
Ahmad membuka khotbah dengan menyampaikan bagaimana sikap arogansi yang ditunjukkan oleh seseorang atau kelompok tertentu
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Khatib salat Idul Adha di kawasan Monumen Perjuangan Jatinegara, Ahmad Wakil Kamal menyampaikan khotbah yang berjudul Aktualisasi Nilai-Nilai Kurban Dalam Kehidupan.
Dalam salat id tersebut, hadir bakal cawapres Sandiaga Uno.
Ahmad membuka khotbah dengan menyampaikan bagaimana sikap arogansi yang ditunjukkan oleh seseorang atau kelompok tertentu di tanah air, bertentangan dengan sikap yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim.
"Ketika Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih leher anaknya, Nabi Ibrahim meminta pendapat anaknya? Kenapa? Karena Nabi ibrahim tidak mementingkan diri sendiri, nabi Ibrahim paham bahwa sesuatu persoalan bagaimana pun kecilnya harus dimusyawarahkan," ujarnya di Jakarta Timur, Rabu (22/8/2018).
Ahmad juga mengatakan soal kekayaan yang tidak merata dan bertentangan dengan makna Hari Raya Idul Adha.
"Setelah Nabi Ibrahim menyembelih binatang pengganti anaknya, dagingnya dibagi-bagikan kepada fakir miskin," ujarnya.
Tindakan ini, dikatakan Ahmad, merupakan bentuk pemerataan yang sangat dibutuhkan untuk mengobati luka-luka sosial berupa kesenjangan ekonomi yang dapat menjadi faktor pendorong munculnya berbagai macam bentuk permusuhan dan perpecahan.
"Kekayaan alam ini disediakan oleh Allah untum dinikmati secara bersama," ujarnya.
Namun, dilanjutkan Ahmad, ada beberapa orang yang mengambil bagian kekayaan tersebut, sehingga yang lain tidak kebagian jatah.
"Jangan heran kalau ada orang sakit perut karena kelaparan, sementara ada orang sakit perut karena kekenyangan," katanya.
Ahmad mengajak masyarakat untuk senantiasa berpegang teguh pada ajaran Alquran supaya tidak terlalu mengedepankan ambisi-ambisi pribadi dan kelompok, karena Allah, dikatakan Ahmad, tidak menyukai kemunafikan.
"Pada hari raya Idul Qurban ini, umat islam diharapkan bukan hanya memotong leher binatang, tetapi yang lebih penting adalah (menghilangkan) sifat-sifat kebinatangan," kata Ahmad.