Kemristek Dikti Gelar Diseminasi Teknologi Penanganan Ikan demi Kurangi Hasil Susut Nelayan
Adanya diseminasi teknologi penanganan ikan di atas kapal diharapkan dapat diadopsi oleh nelayan melalui implementasi langsung di lapangan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka mengurangi susut hasil nelayan Jakarta Utara, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bekerjasama dengan Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP), Badan Riset dan Sumberdaya Manusia (BRSDM).
Salah satunya melalui program Diseminasi produk teknologi ke masyarakat teknologi penanganan ikan atas kapal yang digelar di Tempat Penangkapan Ikan (TPI) Kamal Muara, Jakarta Utara, pada Senin-Selasa (17-18/9/2018).
Dalam sambutannya di depan nelayan KUB Berdikari dan KUB Mutiara Laut, Kepala BBRP2BKP, Prof. Dr. Hari Eko Irianto menyampaikan pentingnya pengurangan susut hasil perikanan guna meningkatkan pendapatan nelayan.
"Kegiatan seperti sudah sering kita lakukan, di Bitung Kita berhasil meningkatkan mutu tuna tangkapan nelayan yang berimbas pada peningkatan pendapatan, " ujarnya.
Menurut ketua kegiatan diseminasi Syamdidi, permasalahan utama Nelayan di Penjaringan, Jakarta Utara adalah rendahnya mutu hasil tangkapan yang berakibat pada rendahnya harga jual sehingga pada pendapatan yang diperoleh.
"Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan ikan yang baik serta fasilitas penanganan ikan yang tidak memadai, " ujar Syamdidi, Selasa (18/9/2018).
Syamdidi menegaskan untuk mempertahankan mutu ikan segar, beku maupun ikan olahan perlu adanya perbaikan cara penanganan mulai ikan ditangkap dari laut hingga proses pemasarannnya. "Terutama penerapan sistem rantai dingin, " ujar Syamdidi.
Peneliti utama BBRP2BKP yang juga hadir sebagai narasumber Dr. Singgih Wibowo menambahkan penerapan sistem rantai dingin ini harus didukung sarana memadai. Dalam hal penangkapan, penyediaan box yang berinsulasi (peti berinsulasi) sangat penting peranannya untuk mempertahankan mutu hasil tangkapan.
"Untuk mempertahankan mutu ikan sampai ke tangan konsumen sehingga jangkauan pasar bisa lebih luas perlu diterapkan sistem rantai dingin, " katanya.
Sistem rantai dingin disebut Syamdidi juga sangat penting untuk mempertahankan mutu ikan segar dalam pengangkutan ikan hasil tangkapan melalui penerapan teknologi penanganan ikan yang baik. Caranya yakni menggunakan peti berinsulasi dengan teknik dan bahan yang baik dan benar.
"Adanya diseminasi teknologi penanganan ikan di atas kapal diharapkan dapat diadopsi oleh nelayan melalui implementasi langsung di lapangan, " katanya.