Penonton Film “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” di Pusat Perfilman Usmar Ismail Membeludak
Dari pantauan Tribunnews.com jumlah penonton di ruang pemutaran film jauh melebihi kuota kursi yang tersedia.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga masyarakat sekitar Jakarta memenuhi ruangan pemutaran film “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” di Pusat Perfilman Usmar Ismail di Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (30/9/2018) malam sekitar pukul 20.00 WIB yang digelar DPP Partai Berkarya.
Dari pantauan Tribunnews.com jumlah penonton di ruang pemutaran film jauh melebihi kuota kursi yang tersedia.
Banyak masyarakat yang duduk lesehan di panggung depan layar lebar. Bahkan tak jarang masyarakat duduk di tangga-tangga dan di sela-sela barisan kursi yang tersedia.
Pemutaran film berdurasi 4,5 jam ini dihadiri langsung oleh sejumlah loyalis Partai Berkarya yaitu Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto dan Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso.
Hingga film dimulai masyarakat terus berdatangan ke lokasi lantaran Partai Berkarya sebagai penyelenggara tak memungut biaya.
Baca: Home Decor Lovers, Komunitas Pecinta Dekorasi Rumah yang Anggotanya Ribuan Emak-emak Cantik
Saat memberi sambutan Titiek menyatakan tak menyangka animo masyarakat yang besar untuk menonton film ini.
“Terima kasih atas kehadiran masyarakat semua, memangnya kuat nonton film yang panjangnya 4,5 jam ini? Pasti nanti baru setengah sudah pada pulang, tapi saya lihat sudah pada siap-siap,” ujarnya menyapa masyarakat.
Selain mengajak masyarakat Titiek mengaku mengajak calon anggota legislatif dari Partai Berkarya untuk menonton film ini.
“Saya mengajak caleg-caleg Partai Berkarya untuk menonton film ini juga sebagai pembelajaran bahwa sejarah harus diluruskan karena saya dengar bahwa ada usaha membuat paradigma bahwa PKI adalah korban, padahal korbannya adalah perwira-perwira tentara terbaik bangsa,” terangnya.
Titiek pun menegaskan bahwa dengan menyelenggarakan nonton bersama film ini sebagai usaha Partai Berkarya untuk mengedukasi masyarakat.
“Kalau pemerintah tak imbau untuk menonton juga tak masalah, yang jelas kami Partai Berkarya mengambil posisi untuk mengajak masyarakat tak melupakan sejarah,” pungkasnya.