Tompi Mulai Curiga Kebohongan Ratna Sarumpaet ketika Melihat Fotonya dengan Prabowo
Tompi, penyanyi yang juga dokter bedah estetika berkomentar terhadap kasus operasi plastik Ratna Sarumpaet.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tompi, penyanyi yang juga dokter bedah estetika berkomentar terhadap kasus operasi plastik Ratna Sarumpaet.
Tompi bahkan awalnya mengutuk penganiaya Ratna Sarumpaet ketika mendengar kabar Ratna Sarumpaet dianiaya.
Bahkan, kasus operasi plastik Ratna Sarumpaet memicu perdebatan di media sosial.
Sebagai dokter, Tompi terikat kode etik untuk tidak membocorkan tindakan medis yang mungkin dilakukan oleh pasiennya atau orang lain.
Namun dalam konferensi pers di kliniknya pada Rabu (3/10/2018), Tompi mengungkapkan alasannya harus buka suara.
"Saya merasa harus bersuara, kalau saya tahu saya diem aja, saya sama jeleknya dengan yang berbohong," ujar Tompi.
"Posisi saya bukan untuk menjatuhkan kredibilitas beliau (Ratna Sarumpaet). Saya justru pada awalnya sangat mengutuk pelaku."
Tompi menguraikan, dirinya awalnya mengira bahwa Ratna Sarumpaet memang dianiaya.
Dia mengaku berinisiatif membantu melakukan tindakan medis jika memang yang terjadi adalah penganiayaan. "Gratis," katanya.
Tompi mulai curiga ketika di media sosial mendapat foto Ratna dengan Prabowo.
"Dari sini kok saya merasa ada yang aneh. Masalahnya, tampilan klinisnya enggak sesuai dengan orang digebukin. Karena kerjaan saya tiap hari ngurusin muka orang," jelasnya.
Lalu sekitar jam 11-12 malam, ada twit tentang kronologis tindakan Ratna.
Dalam foto itu, ada foto di ruangan dan dokter.
"Dari situ saya tahu saya harus ngomong karena ini kebohongan," ungkapnya.
"Secara prosedur bedah plastik sih tidak ada yang aneh. Tapi yang ganjil di sini adalah ada kebohongan publik di sini," ujar Tompi.
Ia berpendapat seharusnya dokter yang terkait perlu membuka suaranya akan kasus ini.
Ia menambahkan kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi semua untuk lebih berhati-hati dalam mencerna segala informasi yang tersebar khusunya oleh politisi.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Irena Sakura Rini MARS, SpBP-RE (K), ketua Perhimpunan Bedah Plastik, DKI Jakarta turut memberikan pendapatnya.
"Bedah plastik itu suatu hal yang tidak terlalu aneh. Jadi harusnya pasien bijaksana. Dia harusnya bisa memberikan keterangan pada masyarakat, untuk apa melakukan hal ini," ujar Irena.
Terkait mengapa dokter yang bersangkutan tidak turut buka suara mengenai kebohongan yang dilakukan Ratna, Irena mengatakan, "Pada sisi dokternya, seorang dokter tentu harus menjaga rahasia pasien. Ada pasalnya saya kurang hafal," katanya.