Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemprov DKI Akan Libatkan Pelajar untuk Memeriahkan Perhelatan Asian Para Games 2018

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan kembali melibatkan siswa-siswi sekolah dalam memeriahkan perhelatan Asian Para Games, Jumat (5/10/2018).

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pemprov DKI Akan Libatkan Pelajar untuk Memeriahkan Perhelatan Asian Para Games 2018
Tribunnews.com/ Danang Triatmojo
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Bowo Irianto 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan kembali melibatkan siswa-siswi sekolah dalam memeriahkan perhelatan Asian Para Games, Jumat (5/10/2018).

Bedanya, pelajar difabel dilibatkan dalam kegiatan tersebut.

Sekitar 15.000 pelajar di lingkup wilayah DKI Jakarta dengan komposisi pelajar umum dan pelajar dengan kategori berkebutuhan khusus bakal memeriahkan Asian Para Games pada 6 hingga 13 Oktober 2018.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Bowo Irianto, mengatakan rencana tersebut berawal dari INAPGOC selaku panitia penyelenggara yang meminta keterlibatan para pelajar dalam event olahraga antar atlet difabel tersebut.

Baca: Pesona Putri Shah Rukh Khan, Suhana Khan, Saat Mengenakan Outfit Bergaya Swag

"Untuk nonton, dari INAPGOC memang meminta dan kami hari ini sejak kemarin sedang mengolah berapa kuota tiap venue. Sekarang sedang dihitung kalau tidak ada perubahan sekitar 15 ribu," ujar Bowo di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2018).

Namun, komposisi pelajar itu sendiri paling banyak berasal dari sekolah umum, karena pertimbangan pelajar berkebutuhan khusus atau anak luar biasa memerlukan pendampingan ekstra.

Baca: Dikirimi Ribuan DM Soal Kasus Ratna Sarumpaet, Hotman Paris Beri Tanggapan

BERITA TERKAIT

Alasannya anak berkebutuhan khusus perlu didampingi satu orangtua per anak, ditambah dengan satu guru pendamping bagi setiap anak.

Hal itu berbeda dengan para pelajar asal sekolah umum yang hanya memerlukan satu guru pendamping untuk setiap kelas.

"Tetap banyak dari sekolah umum, karena anak luar biasa juga tidak sederhana, orangtuanya mesti ikut mendampingi. Kalau diberikan jatah lima harus 10 seperti itu. Kemudian juga diharapkan setiap anak ada satu guru pendamping. Beda dengan mereka yang formal, rombongan Satu kelas hanya didampingi satu guru," terang Bowo.

Baca: Ratna Sarumpaet Akui Bohong, Budiman Sudjatmiko: Minta Maaf dan Cium Kening Cucumu

Lebih lanjut Bowo menerangkan, mereka yang turut serta memeriahkan event olahraga antar atlet difabel tersebut akan menonton secara bergilir per harinya.

Tidak semua sekolah diturunkan langsung serentak secara bersama-sama dalam satu hari.

Pembagian jatah tersebut dilakukan demi menyamaratakan pengalaman yang didapat para pelajar.

"Nanti digilir, jadi tidak semua satu sekolah. Jadi misal dari pertama hari lomba, sekolah A, hari kedua sekolah lain lagi, hari ketiganya sekolah lain lagi. Biar semuanya mengalami pengalaman itu," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas