Ekonomi Palu Mulai Menggeliat, Dua Tentara Berjaga di Setiap Toko
Perlahan-lahan kondisi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah mulai pulih usai bencana gempa bumi disertai tsunami.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Hal tersebut agar konsumen tak mengantre berjam-jam akibat listrik mati.
Baca: 8 Oktober Pertemuan IMF-World Bank Dimulai, Mahasiswa dan Pelajar di Kuta Selatan Diliburkan 5 Hari
Selain itu ia meminta petugas tak membatasi jumlah pembelian BBM. Serta tidak melarang untuk menjual lagi, asal tidak mengambil untung banyak.
"Kalau pun dia jual lagi, itu tidak apa-apa, biarkan saja. Rakyat juga perlu makan. Biar saja dijual, paling tinggi dia tambah seribu. Ya tidak mungkin kan dia minum, tidak mungkin dia buang," ujar Jusuf Kalla.
Diketahui warga di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah mulai dibatasi untuk membeli BBM.
Satu unit mobil, menurut seorang warga, hanya diperbolehkan membeli BBM seharga Rp 100 ribu.
Lain lagi di Kota Palu. Antrean begitu mengular hingga beberapa puluh meter.
Seorang warga bernama Didu mengaku harus mengantre sejak Kamis (4/10/2018) pagi hanya untuk empat jeriken bensin.
Meski, kata dia, petugas SPBU hanya memperbolehkan seorang warga membeli satu jeriken bensin saja.
"Ya sama adik, sama kakak juga, sama istri biar jadi empat jeriken bensin. Kan satu orang satu jeriken saja," ujarnya saat ditemui di SPBU Imam Bonjol, Palu.
BBM itu akan digunakan mengisi bahan bakar kendaraan sebagai alat transportasi mengambil bantuan dan aktivitas lain.
Akses Jalan
Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rina Agustin mengatakan 2.220 kilometer (Km) akses ruas jalan menuju Kota Palu, Sulawesi Tengah sudah bisa dilewati truk.
"Kemarin itu baru kendaraan kecil-kecil yang bisa melaluinya, sekarang kendaraan besar sudah bisa. Tadi saya dapat video, sudah lancar. Truk-truk sudah bisa lewat. Itu tandanya ekonomi sudah mulai bagus. Konektivitas sudah terjadi. BBM juga bisa lalu lalang, tidak antre," kata Rina.
Akses jalan yang dimaksud antara lain Lintas Barat Ruas Palu - Pelabuhan Pantoloan - Tolitoli - Buol (± 546 km) dan Ruas Palu - Donggala - Pasangkayu- Mamuju (± 420 km), Lintas Tengah Ruas Palu - Napu - Poso (± 427 km) dan Palu - Kebon Kopi - Parigi - Poso (± 220 km); Lintas Timur Ruas Palu - Kebon Kopi - Marisa - Gorontalo (± 607 km).
Untuk itu, Kementerian PUPR juga telah nengirimkan sejumlah alat berat untuk memperbaiki jalan-jalan kota yang retak atau mencuat.
"Mobilisasi alat berat 8 unit excavator, 1 unit wheel loader, 5 unit dump truck dan 5 unit bulldozer," kata Rina. (Tribun Network/gita irawan/amriyono/wly)