Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Pemantau Pemilu di Luar Negeri yang Temukan Surat Suara Pemilu Diisi Curhatan PRT

"Malah ditulis pengaduan dia. Itu banyak sekali. Itu pengalaman saya ketika menjadi pemantau di Malaysia," kata Siti.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Cerita Pemantau Pemilu di Luar Negeri yang Temukan Surat Suara Pemilu Diisi Curhatan PRT
Tribunnews.com/Gita Irawan
Pemantau Pemilihan Umum Republik Indonesia di luar negeri dan koordinator advokasi kebijakan Migrant Care, Siti Badriyah di ruang Media Center Bawaslu RI, Jakarta Pusat pada Minggu (7/10/2018). 

Siti yang juga bekerja sebagai koordinator advokasi kebijakan di Migrant Care sejak tahun 2004, mengatakan jumlah PRT yang tidak memiliki dokumen di Malaysia cukup banyak dan terus bertambah.

Hal itu dapat dilihat dari data transfer uang yang dilakukan pekerja Indoensia ke Indonesia terus meningkat.

Menurut data dari Kementerian Luar Negeri per Agustus 2017 yang dikutip di laman resmi Migrant Care, jumlah buruh migran Indonesia di luar negeri mencapai 4.732.555 orang.

Sebanyak 2.862.495 buruh migran berdokumen dan 1.870.060 buruh migran tidak berdokumen.

Jumlah Pemilih di Kuala Lumpur Paling Tinggi

Koordinator Kelompok Kerja Pemilihan Luar Negeri Wajid Fauzi mengatakan jumlah terbesar pemilih luar negeri berada di Kuala Lumpur.

"Data kita di luar negeri tidak semuanya besar. Ada yang satu PPLN itu mengurusi 600 ribu orang. Paling besar itu di Kuala Lumpur. Tapi ada juga PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) yang mengurusi hanya 28 orang," kata Wajid di Media Center Bawaslu RI, Jakarta Pusat pada Minggu (7/10/2018).

Berita Rekomendasi

Ia menjelaskan, ada sejumlah kendala dalam pendataan pemilih yang berada di luar negeri.

Kendala tersebut antara lain pendaftaran WNI yang bekerja di sektor rumah tangga sangat tergantung dengan majikannya.

Selain itu ada sejumlah tenaga kerja yang kedatangan dan kepulangannya tidak terpantau karena masalah dokumen.

Terakhir, kendalanya adalah ada juga tenaga kerja di luar negeri yang tidak ingin mendaftar sebagai pemilih.

Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya siap bekerja sama dengan migran care untuk melakukan pendataan.

"Kami mendengar bahwa dari Migrant Care punya data lain. Pada prinsipnya kami siap untuk memperbaiki. Syukur-syukur Migrant Care punya data yang bisa kita cek keberadaan dan alamat lengkap buruh migran di luar negeri," kata Wajid.

Wajid mengatakan, kini pihaknya tengah berupaya untuk melakukan pendataan lewat media sosial.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas