Terjun Langsung ke Palu dan Donggala Usai Gempa, Ini Pengakuan Jokowi
ia memaparkan bahwa dirinya sudah dua kali mengunjungi Palu dan Donggala untuk mengetahui keadaan warga
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo memang kini tengah disibukkan agenda kunjungan ke daerah bencana gempa dan tsunami di provinsi Sulawesi Tengah, tepatnya di Palu dan Donggala.
Ia pun menyampaikan pengalamannya itu dalam program '30 Menit Bersama Presiden' yang ditayangkan salah satu televisi swasta pada Minggu (7/10/2018) malam.
Di Istana Bogor, Jawa Barat, ia memaparkan bahwa dirinya sudah dua kali mengunjungi Palu dan Donggala untuk mengetahui keadaan warga dan seberapa parah bencana yang terjadi di wilayah itu.
Jokowi juga mengaku sebelumnya, kunjungan yang sama juga ia lakukan ke provinsi lainnya, yakni Lombok yang dilanda gempa sebelum bencana di Sulawesi Tengah.
"Jadi saya sudah dua kali ke Sulawesi Tengah, ke Palu juga Donggala, saat gempa di Nusa Tenggara Barat juga sama, saya sudah 3 kali ke Lombok," ujar Jokowi, dalam program tersebut.
Ia kemudian menjelaskan alasan mengapa dirinya terjun langsung ke lapangan.
Hal itu karena ia ingin mengetahui terkait keadaan, kebutuhan, maupun penanganan yang kini tengah dilakukan pemerintah dibantu relawan dan negara sahabat.
"Kenapa saya terjun langsung ke lapangan? Saya ingin tahu secara detail apa yang ada di lapangan, kemudian keadaannya seperti apa, kondisinya seperti apa, situasi yang ada di lapangan seperti apa," jelas Jokowi.
Menurut ayah dari Vlogger sekaligus Youtuber Kaesang Pangarep itu, terjun langsung ke lapangan merupakan salah satu cara terbaik bagi dirinya untuk menentukan langkah dan kebijakan apa yang paling tepat untuk bisa menangani bencana tersebut.
"Sehingga bisa memutuskan membuat kebijakan yang cepat dan juga yang paling penting (kebijakannya) bisa tepat sasaran," tegas Jokowi.
Ia pun mengakui banyak pertimbangan yang harus dipikirkan dalam mengambil kebijakan terkait penanganan terhadap bencana di Palu dan Donggala.
Karena bencana alam yang melanda kawasan itu merupakan hal yang berbeda, tidak hanya gempa namun juga disusul tsunami.
Sehingga kerusakan infrastruktur pun jauh lebih parah serta jumlah korban yang tewas juga jauh lebih banyak, mencapai llebih dari 1.600 orang.
"Memang dalam menangani bencana, apalagi seperti di Palu-Donggala, ini gempa dan tsunami, ini sangat berbeda sekali, jadi kerusakannya kemudian korbannya juga lebih banyak," kata Jokowi.
Sebelumnya, gempa bumi bermagnitudo 7,4 skala richter mengguncang wilayah provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat sore, 28 September lalu.
Gempa tersebut kemudian mengakibatkan tsunami setinggi hingga 2 meter yang menyebabkan korban tewas semakin banyak karena mereka tidak hanya tertimpa reruntuhan bangunan, namun juga tersapu derasnya air laut.
Hingga lebih dari sepekan setelah bencana terjadi, proses evakuasi terus dilakukan dan pengiriman bantuan logistik serta tim relawan juga masih terus berlangsung.