Korban Bencana Likuifaksi Palu Mulai Cari Surat Kepemilikan Rumah
Salah satu warga, Jenri mengatakan, sudah enam hari lamanya Ia dibantu anaknya mencari kediamannya yang hilang 'tertelan' lumpur akbibat likuifaksi.
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, SULAWESI TENGAH - Warga pengungsi akibat fenomena likuifaksi di Petobo, Palu Selatan, mulai kembali ke rumahnya.
Kebanyakan dari mereka kembali kelokasi bencana, untuk mencari surat-surat berharga dan rumah mereka.
Salah satu warga, Jenri mengatakan, sudah enam hari lamanya Ia dibantu anaknya mencari kediamannya yang hilang 'tertelan' lumpur akbibat likuifaksi.
"Ketemu dua kilometer di bawah sana, itu juga pakek perasaan nyari nya" tutur Jenri di lokasi pengungsian, Jumat (12/10/2018).
Saat menemukan rumahnya kembali, Jenri mengatakan kondisi bangunan sudah tertimbun lumpur hampir setinggi atap.
Meski berbahaya, Ia tetap nekat mencari surat kepemilikan rumah dan tanah.
"Saya kan warga sini. Punya tanah, rumah, dari orang tua, kakek nenek, surat-surat itu penting," kata Jenri.
Setiap hari bekerja di sebuah bengkel, Jenri mengaku tidak menyangka keluarganya dapat selamat dari bencana likuifaksi.
Saat kejadian, Ia menceritakan istri dan seorang anaknya dibantu sang paman lari menyelamatkan diri.
Namun , sang paman harus kehilangan nyawanya saat membantu istri dan anaknya
"Saya lagi kerja. Lantai bengkel saja pecah dan menyebur air. Keluarga di rumah lari saat gempa. Tapi pamannya nggak selamat, terendam lumpur," kata Jenri.
Saat kejadian, istri dan anak Jefri berlari sambil mencari pijakan yang keras. Pasalnya, tanah terbelah dan menjadi lunak. Banyak lumpur juga yang keluar.
"Surat-surat selamat. Sementara anak istri mengungsi di Sulawesi Selatan," kata Jenri.