Jubir PSI Minta Polisi Tangkap Perusak Sedekah Laut di Bantul
"Dari Cilacap ke Bantul, cetak spanduk provokatif dan ada gerakan sekolompok yang mengobrak-abrik ini gerakan yang direncanakan," ujar Guntur Romli
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekelompok orang mengobrak-abrik acara sedekah laut di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (12/10) lalu. Demikian pula di Cilacap muncul spanduk-spanduk provokatif yang mengecam acara sedekah laut.
Menanggapi hal itu, juru bicara (jubir) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Mohamad Guntur Romli, menyebut penolakan terhadap acara sedekah laut seperti terorganisir dan direncanakan.
Baca: UPZ BAZNAS Makostrad Gencar Bantu Kembangkan UMKM di Daerah Tertinggal
Baca: Kunjungi Tempat Persemedian Suzanna, Luna Maya Membasuh Wajahnya dengan Air di Tempat Itu
"Dari Cilacap ke Bantul, cetak spanduk provokatif dan ada gerakan sekolompok yang mengobrak-abrik ini gerakan yang direncanakan," ujar Guntur Romli, dalam keterangannya, Minggu (14/10/2018).
Menurutnya, bila sudah terjadi kekerasan akibat hal itu seperti di Bantul, maka polisi harus mengusut dan menangkap pelakunya.
Sementara yang masih berbentuk spanduk seperti di Cilacap, ia menilai perlu dikedepankan dialog bersama ormas-ormas Islam, masyarakat dan budaya.
"Yang di Bantul ada pengerusakan, polisi harus mengusut dan menangkap pelakunya, karena ini sudah mengganggu ketertiban umum dan melanggar undang-undang," kata tokoh muda NU itu.
Lebih lanjut, Guntur Romli mengatakan sedekah laut merupakan acara selamatan. Sehingga jangan dituduh sebagai acara musyrik.
"Sedekah laut ini acara selamatan, format acaranya budaya, tapi isinya minta selamat ke Allah SWT, jangan dituduh musyrik, yang musyrik itu kalau minta ke selain Allah," pungkasnya.