Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Nasab KH Maruf Amin Sebagai Keturunan Nyai Arosbaya sebagai Nenek Moyang Raja-raja Madura

Wakil Sekretaris (Wasekjen) PBNU, KH Masduki Baidlowi mengatakan ada tiga pesan atas kunjungan KH Maruf Amin ke Madura.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Inilah Nasab KH Maruf Amin Sebagai Keturunan Nyai Arosbaya sebagai Nenek Moyang Raja-raja Madura
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, Maruf Amin 

TRIBUNNEWS.COM, MADURA - Wakil Sekretaris (Wasekjen) PBNU, KH Masduki Baidlowi mengatakan ada tiga pesan atas kunjungan KH Maruf Amin ke Madura.

KH Masduki Baidlowi merupakan kiai asal Bangkalan.

Ia menemani Cawapres KH Maruf Amin selama berkunjung ke Bangkalan, Madura, Jum’at (19/10/2018).

KH Masduki Baidlowi menyebut, tiga pesan itu.  

Pertama, KH Maruf Amin bersilaturahmi untuk mencari akar dan asal usul nasab.

"Intinya, beliau ingin menyambung silaturrahmi. Abah (sapaan KH Maruf Amin) adalah keturunan Nyai Arosbaya, nenek moyang raja-raja Madura,” kata KH Masduki Baidlowi.

Kedua, KH Maruf Amin ingin menebar semangat Hari Santri Nasional yang puncaknya pada 22 Oktober agar sebagai generasi milenial, santri punya cita-cita tinggi.

Berita Rekomendasi

Karena sudah zaman digital, maka santri harus melek digital.

"Mau menjadi ahli agama maupun santripreneur, kita harus melek digital. Karena kalau tidak, kita akan tertinggal,” lanjut KH Masduki Baidlowi yang juga alumni Pesantren Sidogiri, Pasuruan ini.

“Pesan ketiga, Abah ingin menyampaikan pemikiran tentang pentingnya ulama ikut mengurus dan menjaga negara. Untuk mengatasi masalah-masalah kenegaraan negara,” KH Masduki Baidlowi.

Dalam kunjungan KH Maruf ke Pendopo Bupati Bangkalan, Madura, dan Ponpes Hidayatulloh Al-Muhajirin, Desa Buduran, Kecamatan Arosbaya, Bangkalan, kembali terungkap, sisi lain jalur leluhur KH Maruf Amin.

Selain memiliki pertalian nasab dengan para ulama besar, KH Maruf Amin juga punya pertalian keturunan dengan para bangsawan (umara’).

Pendopo Bangkalan, simbol pusat pemerintahan, tempat berkiprah Priyayi-Umara’, dan Pesantren Al Muhajirin Arosbaya, simbol Santri-Ulama, sama-sama terdapat jejak nasab Kiai Ma’ruf.

Acara di Pesantren Al Muhajirin dihadiri 110 kiai khos se-Madura, 750 alumni santri, Banser dan masyarakat umum. Hadir pula Bupati Bangkalan, Kapolres dan tokoh masyarakat se Madura.

Halaman
123
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas