Dihadiri 60.000 Santri, Ma'ruf Amin dan Wiranto Hadiri Peringatan HSN 2018 di Tasikmalaya
HSN sendiri tercetus dalam era pemerintahan Presiden Joko Widodo yang ditetapkan lewat Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober di Kota berjuluk Kota Santri, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kegiatan itu terpusat di Lapangan Dadaha Tasikmalaya.
HSN sendiri tercetus dalam era pemerintahan Presiden Joko Widodo yang ditetapkan lewat Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.
Dalam apel peringatan HSN di Tasikmalaya ini, turut dihadiri Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Wiranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Ketua PBNU Marsudi Syuhud serta Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang juga dijuluki Panglima Santri.
Baca: Presiden Jokowi Ingin Para Santri Cinta Bangsa dan Berakhlakul Karimah
Tiba sekitar pukul 08.23 WIB, KH Ma'ruf Amin langsung disambut oleh seluruh santri di lingkup wilayah Jawa Barat yang sudah berkumpul di Lapangan Dadaha dengan membawa bendera dan spanduk asal Pondok Pesantrennya masing-masing.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah hadir lebih dulu pada pukul 08.12 WIB dengan mengenakan kopiah, jas abu-abu dengan bawahan sarung berwarna sepadan kombinasi hitam-abu-putih.
Disusul oleh Menko Polhukam Wiranto pukul 08.24 WIB.
Dari pejabat yang hadir, hanya Wiranto yang tak mengenakan sarung melainkan celana panjang hitam dengan atasan pakaian muslim pria.
Sambil berkelakar, dia pun mengungkap alasannya.
"Pake sarung karena kalau pake helikopter bisa kecantol, makanya harus pakai celana, jadi minta maaf," ungkap Wiranto di Lapangan Dadaha, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (22/10/2018).
Ketua Umum Pagar Nusa NU, Gus Nabil Haroen sekaligus Komandan Apel Hari Santri mengatakan, acara peringatan HSN ini dihadiri oleh 60 ribu santri dari berbagai pondok pesantren di Jawa Barat.
Dengan rincian sebanyak 20 ribu santri asal Kota Tasikmalaya, 12 ribu dari Kabupaten Tasikmalaya, dan sisanya berasal dari Sumedang, Ciamis, Pengandaran dan sekitarnya.