Peneliti LIPI: Survei LSI Denny JA Hanya Tegaskan Psikologi Politik Publik Tak Suka Hoaks
"Hasil survei LSI Denny JA hanya menegaskan psikologi politik publik yang tidak menyukai hoaks," ujar Indria Samego
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego menilai hasil survei Survei Indonesia (LSI) Denny JA hanya menegaskan piskologis politik publik tidak suka terhadap hoaks.
LSI Denny JA merilis hasil survei bulan Oktober 2018 terkait Hoaks dan Efek Elektoral Kasus Ratna Sarumpaet.
Baca: Kubu Jokowi-Maruf Amin Mengaku Diuntungkan dari Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet
Efek dari kasus hoaks Ratna Sarumpaet berimbas kepada sentimen negatif bagi pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
"Hasil survei LSI Denny JA hanya menegaskan psikologi politik publik yang tidak menyukai hoaks," ujar Indria Samego kepada Tribunnews.com, Selasa (23/10/2018).
Kebetulan, menuru Indria Samego, itu dilakukan oleh Ratna Sarumpaet, dan kubu Prabowo-Sandiaga kena getahnya.
"Jika sebaliknya, kasus Ratna tak terbongkar yang diuntungkan kubu Prabowo," jelasnya.
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman memaparkan bahwa efek dari kasus hoaks Ratna Sarumpaet berimbas kepada sentimen negatif bagi pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
"Sebanyak 17,9 persen responden memilih lebih tidak mendukung Prabowo-Sandi, sementara 11,6 persen lebih mendukung, 49,8 persen mengtakan sama saja, dan 20,7 persen menjawab tidak tahu," ujar Ikrama di Graha Rajawali, Jakarta Timur, Selasa (23/10/2018).
Baca: Maruf Amin Sebut Esemka Bakal Diproduksi Massal, Pemerhati Otomotif: Agak Aneh, Tiba-tiba Surprise
Ikrama melanjutkan, bagi kubu Jokowi-Ma'ruf, kasus hoaks Ratna Sarumpaet memberikan sentimen positif.
"Persentasenya sebanyak 25 persen lebih mendukung Jokowi-Ma'ruf, 48,8 persen tetap mendukung, 6,6 persen lebih tidak mendukung, dan 19,6 persen tidak tahu," tambahnya.
Adapun hoaks baik itu Ratna Sarumpaet ataupun hoaks yang lain, dikatakan Ikrama, tidak disukai oleh masyarakat.
"Sebesar 75 persen publik menyatakan kekhawatiran mereka terkait hoaks secara umum, dan untuk kasus Ratna Sarumpaet, terbukti sebanyak 89,5 persen responden menyatakan tidak suka," pungkasnya.
Atas hal itu pula, Ikrama Masloman menyatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul ketimbang pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Pada survei Oktober 2018, Jokowi-Ma'ruf memeroleh presentase 57,7 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 28,6 persen," ujarnya.
Hasil tersebut, dikatakan Ikrama, sejalan dengan tren dukungan bagi keduanya, meskipun tidak terlalu siginifikan.
Baca: Mardani Sarankan Elite Politik Duduk Bersama Selesaikan Polemik Pembakaran Bendera
"Tren dukungan pasangan Jokowi-Ma'ruf meningkat 4,5 persen dari bulan September sebesar 53,2 persen," tambahnya
Sementara bagi pasangan Prabowo-Sandiaga, dikatakan Ikrama, pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet, tren dukungan cenderung menurun
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.