Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peneliti LIPI: Survei LSI Denny JA Hanya Tegaskan Psikologi Politik Publik Tak Suka Hoaks

"Hasil survei LSI Denny JA hanya menegaskan psikologi politik publik yang tidak menyukai hoaks," ujar Indria Samego

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Peneliti LIPI: Survei LSI Denny JA Hanya Tegaskan Psikologi Politik Publik Tak Suka Hoaks
WARTA KOTA/henry lopulalan
PEMERIKSAAN KEJIWAAN--Tersangka kasus dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks, Ratna Sarumpaet, hendak menjalani pemeriksaan kejiwaan di Bidang Kedokteran Kesehatan (Biddokes) Polda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Rabu (10/10/2018).--Warta Kota/henry lopulalan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego menilai hasil survei Survei Indonesia (LSI) Denny JA hanya menegaskan piskologis politik publik tidak suka terhadap hoaks.

LSI Denny JA merilis hasil survei bulan Oktober 2018 terkait Hoaks dan Efek Elektoral Kasus Ratna Sarumpaet.

Baca: Kubu Jokowi-Maruf Amin Mengaku Diuntungkan dari Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet

Efek dari kasus hoaks Ratna Sarumpaet berimbas kepada sentimen negatif bagi pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

"Hasil survei LSI Denny JA hanya menegaskan psikologi politik publik yang tidak menyukai hoaks," ujar Indria Samego kepada Tribunnews.com, Selasa (23/10/2018).

Kebetulan, menuru Indria Samego, itu dilakukan oleh Ratna Sarumpaet, dan kubu Prabowo-Sandiaga kena getahnya.

"Jika sebaliknya, kasus Ratna tak terbongkar yang diuntungkan kubu Prabowo," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman memaparkan bahwa efek dari kasus hoaks Ratna Sarumpaet berimbas kepada sentimen negatif bagi pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

"Sebanyak 17,9 persen responden memilih lebih tidak mendukung Prabowo-Sandi, sementara 11,6 persen lebih mendukung, 49,8 persen mengtakan sama saja, dan 20,7 persen menjawab tidak tahu," ujar Ikrama di Graha Rajawali, Jakarta Timur, Selasa (23/10/2018).

Baca: Maruf Amin Sebut Esemka Bakal Diproduksi Massal, Pemerhati Otomotif: Agak Aneh, Tiba-tiba Surprise

Ikrama melanjutkan, bagi kubu Jokowi-Ma'ruf, kasus hoaks Ratna Sarumpaet memberikan sentimen positif.

"Persentasenya sebanyak 25 persen lebih mendukung Jokowi-Ma'ruf, 48,8 persen tetap mendukung, 6,6 persen lebih tidak mendukung, dan 19,6 persen tidak tahu," tambahnya.

Adapun hoaks baik itu Ratna Sarumpaet ataupun hoaks yang lain, dikatakan Ikrama, tidak disukai oleh masyarakat.

"Sebesar 75 persen publik menyatakan kekhawatiran mereka terkait hoaks secara umum, dan untuk kasus Ratna Sarumpaet, terbukti sebanyak 89,5 persen responden menyatakan tidak suka," pungkasnya.

Atas hal itu pula, Ikrama Masloman menyatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul ketimbang pasangan Prabowo-Sandiaga.

"Pada survei Oktober 2018, Jokowi-Ma'ruf memeroleh presentase 57,7 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 28,6 persen," ujarnya.

Hasil tersebut, dikatakan Ikrama, sejalan dengan tren dukungan bagi keduanya, meskipun tidak terlalu siginifikan.

Baca: Mardani Sarankan Elite Politik Duduk Bersama Selesaikan Polemik Pembakaran Bendera

"Tren dukungan pasangan Jokowi-Ma'ruf meningkat 4,5 persen dari bulan September sebesar 53,2 persen," tambahnya

Sementara bagi pasangan Prabowo-Sandiaga, dikatakan Ikrama, pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet, tren dukungan cenderung menurun

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas