Din Syamsudin: Terlalu Mahal Harganya Kalau Karena Kasus Pembakaran Bendera Ukhuwah Islamiyah Rusak
Ketua Dewan Kehormatan Pimpinan Pusat Muhammadiyah,Din Syamsudin, mengharapkan kasus pembakaran bendara di Garut
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK-- Ketua Dewan Kehormatan Pimpinan Pusat Muhammadiyah,Din Syamsudin, mengharapkan kasus pembakaran bendara di Garut tidak memecah belah umat Islam di Indonesia.
"Terlalu mahal harganya kalau karena kasus itu ukhuwah islamiyah rusak, terjadi perpecahan di umat Islam, dan itu berakibat terjadinya perpecaha bangsa karena umat Islam adalah mayoritas," ujar Din Syamsudin, di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/10/2018).
Menurut kasus pembakaran bendara yang bersamaan momentum nya dengan Hari Santri Nasional itu harus dilihat secara 'jernih'.
Serta dirasakan secara mendalam jika perbuatan tersebut adalah sebuah kesalahan.
Baca: BTN Sudah Restrukturisasi 503 Debitur di Palu
"Jangan dibungkus-bungkus dengan apologi, dengan alibi, itu tidak menyelesaikan masalah, karena Tuhan Maha Tahu," ujar Din Syamsudin.
Presiden dari Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) itu berpendapat, bila tindakan membakar bendera tersebut ialah salah.
"Itu enggak ada alasan apapun bisa dibenarkan (terkait pembakaran bendera -red)," ujar Din Syamsudin.
Baca: Prabowo Lama Hidup di Luar Negeri, Sudjiwo Tedjo: Dia Cinta Banget Sama Negerinya Atau Benci Sekali?
Din Syamsudin pun berharap pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus pembakaran bendera tersebut.
"Saya harap polisi juga menegakan keadilan," ujar nya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kejadian pembakaran bendara di Garut itu menjadi sorotan dan viral di media sosial.
Video viral itu menunjukan sejumlah orang membakar bendera di Garut saat peringatan Hari Santri Nasional, Senin (23/10/2018).