Pegawai Pajak Korban Lion Air JT-610 Rutin Bolak-balik Jakarta-Pangkal Pinang Tiap Akhir Pekan
Korban yang telah beristri dan memiliki seorang anak perempuan itu ternyata rutin bolak-balik Jakarta-Pangkal Pinang.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pratomo Wira Dewanto (42), seorang pegawai Ditjen Pajak KKP Pratama Bangka, terdaftar dalam manifes penerbangan pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh, Senin (29/10).
Korban yang telah beristri dan memiliki seorang anak perempuan itu ternyata rutin bolak-balik Jakarta-Pangkal Pinang.
Ia sendiri telah bekerja di Pangkal Pinang selama dua tahun terakhir.
Sementara lima tahun sebelumnya, dia bekerja di Balikpapan.
Tiap akhir pekan, atau hari Jumat, yang bersangkutan selalu menyempatkan untuk bertolak ke Jakarta menyambangi keluarga kecilnya.
Biasanya, Minggu malam atau Senin pagi menjadi pilihannya untuk kembali bertugas.
Baca: Percakapan Terakhir Pramugari Lion Air JT610 dengan Kekasih - April 2019 Mery Yulanda Akan Lamaran
Ayah korban, Wiratmo Trisoewarso, mengatakan hal ini selalu anaknya lakukan bila tak ada lembur atau tugas di Kantor Wilayah (Kanwil) di Palembang.
"Kalau nggak ada tugas, nggak ada lembur atau nggak ada tugas di kanwilnya di Palembang ya pasti pulang. Tapi kalau lembur atau ada tugas ya nggak pulang," ujar Tri, begitu ia biasa disapa, di kediamannya Jl. Kembang Timur No. 9 RT 008/007, Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, Senin (29/10/2018).
Itu dilakukan juga karena waktu penerbangan yang juga terbilang sebentar yakni 40 menit. Saat masih di Balikpapan, hal ini tak pernah dilakukan korban karena lamanya waktu penerbangan.
Baca: Penyelam Terbaik Kopaska TNI AL Diterjunkan Cari dan Evakuasi Pesawat Lion Air
Pria berusia 72 tahun ini bercerita jika biasanya Pratomo menghabiskan waktu bersama keluarga ketika pulang.
Namun, kerap pula waktunya dihabiskan bersama keluarga besar seperti orang tua dan adiknya. Alasannya, anak adiknya dan anak korban hampir seusia sehingga mereka kerap bermain bersama.
Untuk minggu ini, korban berangkat Senin (29/10) pagi, kata Tri, lantaran telah janjian bersama teman-temannya untuk berangkat bersama.
Dengan mengambil penerbangan pagi, biasanya pun korban sudah ngantor pada pukul 07.30 WIB. Akan tetapi hingga pukul 08.00 yang bersangkutan tak memberi kabar kepada sang istri seperti biasa.
Dan ternyata, korban menjadi salah satu penumpang di pesawat yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat itu.
"06.10 harusnya take off tapi pesawatnya terlambat jadi 06.20 baru take off. Harusnya setengah 8 sudah ngantor. Tapi ini nggak ngasih kabar," pungkasnya.