Mahheru, Korban Pesawat Lion Air JT610 Sempat Minta Doa Istri Agar Selamat di Perjalanan
Dalam pesan tersebut, Mahheru yang bekerja sebagai Kabag TU Kanwil BPN Bangka Belitung berpamitan sekaligus meminta doa
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Pesan instan melalui aplikasi WhatsApp yang dikirim Mahheru (46) sebelum pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, menjadi pesan terakhir Mahheru kepada istrinya, Sri Subekti.
Dalam pesan tersebut, Mahheru yang bekerja sebagai Kabag TU Kanwil BPN Bangka Belitung berpamitan sekaligus meminta doa agar perjalanannya terbang ke Pangkal Pinang selamat.
Hal itu disampaikan sahabat Mahheru, Budi Rustono di rumah duka, Cilodong, Depok, Rabu (31/10/2018).
"Sebelum take off, pak Mahheru sempat kirim pesan WA ke istrinya. Pamitan dan minta doa biar selamat, dia ngirim foto juga. Jadi itu komunikasi terakhir dengan istrinya sebelum musibah ini terjadi," kata Budi Rustono.
Numun, sekitar pukul 07.00 WIB, Sri menyaksikan tayangan berita di televisi bahwa pesawat yang ditumpangi suaminya hilang kontak dan jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Budi menuturkan Mahheru yang bertugas di BPN Bangka Belitung sejak April 2018 sempat pulang pada Jumat (26/10/2018) guna mengikuti kegiatan di Kementerian ATR/BPN dan menemui keluarganya.
Biasanya Mahheru pulang setiap satu bulan sekali dan menghabiskan tiga hari bersama keluarga di kediamannya, Jalan Perintis RT 03/RW 03 Kelurahan Kalimulya, Cilodong, Depok, Jawa Barat.
"April kemarin dia mulai pindah ke Babel. Biasanya dia pulang satu bulan sekali, pulang Jumat, terus Senin pagi balik lagi. Kemarin ke Jakarta pas ada kegiatan di kantor pusat. Saya tahu karena saya pegawai BPN pusat juga," ungkap Budi.
Menurutnya, Mahheru selalu memilih penerbangan yang berangkat pukul 09.00 WIB, namun kala itu dia harus menghadiri kegiatan di BPN Bangka Belitung sehingga memilih penerbangan pagi.
Budi sendiri tak menyangka bahwa sahabat yang dia ajak membeli rumah di Kelurahan Kalimulya itu lebih dulu meninggalkannya.
"Biasanya dia selalu milih penerbangan yang jam sembilan. Tapi karena di BPN Babel lagi ada kegiatan jadi dia berangkat pagi. Enggak menyangka dia bakal jadi korban kecelakaan. Dulu saya yang ajak dia biar beli rumah di sini, makanya tetanggaan," tutur Budi.
Keluarga sempat sulit menerima kenyataan hingga akhirnya ikhlas dan memilih menggelar tahlilan dari Senin (29/10/2018) untuk mendoakan Mahheru dan korban lainnya.
"Anaknya ada dua, perempuan semua. Sekarang keluarga sudah ikhlas, kita menunggu kabar dari RS Polri Kramat Jati soal hasil identifikasinya. Mohon doa yang terbaik saja," kata adik kandung Mahheru Purnomo di rumah duka.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.