Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kenaikan Cukai Rokok Ditunda, Timses Nilai Jokowi Berpihak kepada Petani Tembakau

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Amin, Abdul Kadir Karding mengapresiasi penundaan kenaikan cukai rokok.

Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Kenaikan Cukai Rokok Ditunda, Timses Nilai Jokowi Berpihak kepada Petani Tembakau
Tribunnews/JEPRIMA
Anggota Komisi III DPR RI Abdul Kadir Karding (kedua kiri), Direktur Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Eni Sri Hartanti (kedua kanan) bersama Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman Sudarto (kanan) saat berbincang usai menjadi pembicara pada diskusi Ekonomi Politik di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (25/7/2018). Pemerintah terus menerus mengubah kebijakan cukai sehingga industri SKT dalam kondisi dilematis sebab menaikan produksi berarti meningkatkan porsi pembayaran cukai. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Amin, Abdul Kadir Karding mengapresiasi penundaan kenaikan cukai rokok.

Menurut Karding, hal itu merupakan kabar baik bagi para pelaku kretek dan tembakau di Indonesia.

"Tentu kita sangat menghargai komitmen kepedeluian keberpihakan Pak Jokowi kepada petani tembakau dan pelaku industri hasil tembakau dan pedagang eceran yang menggantungkan hidupnya dari tembakau," kata Karding melalui keterangan tertulis, Sabtu (3/11/2018).

Ia menilai penundaan tersebut membuat pasar tembakau bergairah kembali.

Selain itu, Politikus PKB itu meminta pemerintah mengurangi impor tembakau dari berbagai negara.

Hal itu dimaksudkan agar tembakau Indonesia bisa mendapatkan harga yang pantas. Apalagi, katanya, kretek merupakan budaya bangsa.

"Kita harus meniru Kuba bahwa disana cerutu menjadi branding negara," katanya.

Berita Rekomendasi

Karding melihat adanya potensi tembakau terbaik di dunia berasal dari Indonesia terutama kawasan Temanggung dan Wonosobo.

"Kalau dikembangkan branding tersendiri, Indonesia penghasil tembakau terbaik bisa menjadi pusat pendidikan bagi wisata kita, kita bangun satu laboratorium terbesar di Asia tentang tembakau yang nanti bermanfaat bagi pendidikan dan kretek di Indonesia,"kata Anggota DPR itu.

Karding yang berasal dari dapil Temanggung, Wonosobo, Purworejo dan Magelang menghargai penundaan kenaikan cukai rokok.

"Sebab sebagian besar penduduk di wilayah tersebut menggantungkan hidupnya dari kretek dan tembakau,"katanya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah tidak jadi menaikkan cukai rokok tahun 2019. Berdasarkan keputusan rapat kabinet yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Presiden Bogor, Jumat (2/11/2018), pemerintah memutuskan, cukai rokok tahun 2019 tetap sama dengan tahun 2018.

Baca: Partai NasDem Targetkan Dua Kursi DPR RI di Kalimantan Tengah

Baca: Makanan Lemak Bukan Sumber Berat Badan Naik, Justru Makanan Ini

Baca: 5 Artis Indonesia yang Menikah di Luar Negeri Selain Maia Estianty

"Kami putuskan, tidak ada perubahan tingkat cukai yang ada sampai dengan 2018 ini," ujar Sri, seusai rapat. Selama ini pemerintah menaikkan tarif cukai rokok dengan besaran rata-rata 10,5 persen.

Meski demikian, Sri tidak membeberkan alasan mengapa kebijakan tersebut diambil. Ia hanya mengatakan, keputusan itu didasarkan atas sejumlah pertimbangan beberapa menteri serta arahan Presiden Jokowi saat rapat terbatas, Jumat pagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas