Pembangunan Bandara El Tari Diharapkan Kedepankan Aspek Budaya
Pembangunan pengembangan Bandar Udara International El Tari Kupang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) harus memiliki aspek budaya yang kuat.
Editor: Content Writer
Anggota Komisi V DPR RI John Siffy Mirin menjelaskan bahwa pembangunan pengembangan Bandar Udara International El Tari Kupang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) harus memiliki aspek budaya yang kuat.
Hai ini perlu dilakukan agar wisawatan mancanegara sebelum menikmati wisata di NTT dapat menikmati bandaranya terlebih dahulu.
“Kupang itu banyak sekali dikunjungi wisatawan. Jadi sebelum wisatawan berkeliling NTT untuk menikmati objek wisata, mereka bisa menikmati bandaranya terlebih dahulu dengan konsep budaya lokal agar dapat menjadi daya tarik yang lebih kuat," tutur John saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI di Ruang Rapat Bandara El Tari Kupang, NTT, Kamis (01/11/2018).
Selain menyangkut aspek budaya, John berharap pembangunan pengembangan bandara ini juga harus memperhatikan mutu dari pada konstruksi tersebut.
Jangan sampai negara sudah mengeluarkan uang banyak, tapi konstruksi bangun cepat rusak dikarenakan kurang kokohnya bangunan tersebut.
“Menyangkut konstruksi mutu bangunan di lokasi Bandara ini harus terjamin mutunya jangan sampai sudah mengeluarkan biaya yang cukup banyak tapi kalau ada gempa kecil bangunan rubuh lagi, jadi harus mempertimbangkan mutu bangunan,” cetus legislator PAN itu.
Sementara itu, Direktur Utama Angkasa Pura 1 Faik Fahmi mengatakan bahwa kendala yang dihadapi Bandar Udara El Tari Kupang saat ini adalah terkait dengan pembebasan lahan di beberapa titik baik untuk penambahan runaway maupun pengembangan bandara.
“Yang menjadi kendala utama kita adalah terkait pembebasan tanah. Jadi persoalan ini hampir terjadi di seluruh bandara yang ingin kita kembangkan, sehingga beberapa bandara kita ambil opsi untuk mencari tempat lain untuk dibangun bandara,” katanya.(*)