Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei: Efek Ekor Jas Dompleng Suara PDI Perjuangan dan Gerindra

Seperti diketahui, efek ekor jas dapat dimaknai sebagai pengaruh figur di meningkatkan suara partai di pemilu

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Survei: Efek Ekor Jas Dompleng Suara PDI Perjuangan dan Gerindra
Tribunnews
Ilustrasi Pemilu 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono, mengatakan dua partai politik, yaitu PDI Perjuangan dan Partai Gerindra mengambil keuntungan dari coat tail effect atau efek ekor jas.

Seperti diketahui, efek ekor jas dapat dimaknai sebagai pengaruh figur di meningkatkan suara partai di pemilu.

Baca: KedaiKOPI Terima Sertifikat Sebagai Lembaga Survei Terdaftar di KPU untuk Pemilu 2019

Figur itu bisa berasal dari calon presiden ataupun calon wakil presiden yang diusung.

"Yang menarik dua partai menikmati efek ekor jas. Mengajukan kader sebagai capres-cawapres, yaitu PDI dan Gerindra, paling menikmati efek ekor jas," ujar Rudi Hartono, pada saat penyampaian hasil survei di Bakoel Coffee Cikini, Jakarta, Senin (5/11/2018).

Dia menjelaskan, elektabilitas dari PDI P cenderung meningkat. Pada hasil survei 10-20 Oktober 2018, partai berlambang kepala banteng itu menempati urutan pertama dengan capaian 28,1 persen.

Baca: Seminggu Jadi Istri Irwan Mussry, Maia Estianty Ungkap Perbedaan Suaminya: Enggak Kelihatan Kan?

Sedangkan, berada di urutan kedua, Partai Gerindra dengan 13,2 persen.

Berita Rekomendasi

Di luar kedua partai itu, hanya terdapat Partai Golkar (9 persen), PKB (6,7 persen) dan Demokrat (6,5 persen) yang memenuhi ambang batas lolos parlemen 4 persen.

"Demokrat sempat turun, karena kegagalan AHY (pencalonan presiden-wakil presiden,-red). Di survei ini, naik kembali. Golkar turun. Di papan tengah beberapa partai dinamika cukup dinamis, Nasdem stagnan PPP juga," kata dia.

Dia menyoroti penurunan elektabilitas dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Selama tiga kali survei yang diadakan pihaknya, PKS menurun mulai dari (3,2 persen bulan Mei 2018, (3,0 persen bulan Agustus 2018), dan (2,9 persen bulan Oktober 2018).

Dia melihat penurunan elektabilitas PKS terjadi karena permasalahan di internal partai.

"PKS ini cenderung terus menurun dari 3,2, 3,0, sekarang tinggal 2,9. Ada kaitan dinamika internal PKS," ungkapnya.

Baca: Jelang Pemilu 2019, Banyak Alat Perekam KTP Elektronik Rusak di Lampung

Untuk parpol baru, dia menambahkan, Perindo dan PSI diprediksi akan menembus PT 4 persen.

Berikut tingkat elektabilitas partai politik berdasarkan hasil survei Y-Publica:
PDI P (28,1 persen)
Gerindra (13,2 persen)
Golkar (9,0 persen)
PKB (6,7 persen)
Demokrat (6,5 persen)
Nasdem (3,6 persen)
PPP (3,2 persen)
PKS (2,9 persen)
Perindo (2,5 persen)
PAN (2,1 persen)
Hanura (1,8 persen)
PSI (1,6 persen)
PBB (1,1 persen)
PKPI (0,9 persen)
Berkarya (0,6 persen)
Garuda (0,5 persen)
Belum memutuskan (15,7 persen)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas