Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemberian Gelar Pahlawan Nasional Untuk KH Syam'un Mendapat Pujian

Ahmad Yani menegaskan bahwa KH Syam'un memang layak mendapatkan gelar tersebut, setelah apa yang diberikannya untuk bangsa ini.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pemberian Gelar Pahlawan Nasional Untuk KH Syam'un Mendapat Pujian
Warta Kota/henry lopulalan
ANUGRAH GELAR PAHLAWAN-Presiden Joko Widodo ( kanan) memberikan tanda jasa kepada ahli waris saat penganugerahan gelar pahlawan nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/11/2018). Presiden menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh yaitu Abdurrahman Baswedan dari DI Yogyakarta, Agung Hajjah Andi Depu dari Sulawesi Barat, Depati Amir dari Bangka Belitung, Kasman Singodimedjo dari Jawa Tengah, Pangeran Muhammad Noor dari Kalimantan Selatan dan Brigjen K.H Syam'un dari Banten. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional yang diberikan oleh Presiden Jokowi kepada Brigjen KH Syam'un, pada Kamis (08/11) kemarin, diapresiasi oleh elemen masyarakat Banten.

Salah satunya, Ahmad Yani, Mahasiswa di salah satu Universitas Swasta di Cilegon. Dirinya berterima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada pejuang kelahiran Cilegon pada tahun 1883 tersebut.

"Sebagai orang Banten, saya merasa bangga karena pada akhirnya salah satu putra terbaik dari daerah ini mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Ini membuktikan Presiden Jokowi menghargai para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya, serta mempertaruhkan darah dan nyawanya demi kemerdekaan Republik Indonesia," ujar Ahmad Yani.

Ahmad Yani menegaskan bahwa KH Syam'un memang layak mendapatkan gelar tersebut, setelah apa yang diberikannya untuk bangsa ini.

Dimana sampai akhir hayatnya tetap berusaha untuk membela negara dan menjaga kehormatan bangsa dari ancaman para penjajah.

Jokowi dinilai membuat keputusan yang tepat ketika mensejajarkan KH Syam'un, cucu dari Kiai Wasid, pemimpin perjuangan Geger Cilegon pada 1888 melawan Belanda ini, dengan sultan dari Kesultanan Banten, Sultan Ageng Tirtayasa dan Ketua Pemerintah Darurat RI Syafurdin Prawiranegara.

"Kalau kita baca sejarahnya, KH Syam'un itu jangankan saat sehatnya, sedang sakitnya pun tetap berjuang melawan penjajah. Ini menunjukkan kecintaan beliau terhadap republik ini sungguh luar biasa," tutur Ahmad.

BERITA REKOMENDASI

KH Syam'un tidak hanya berkontribusi terhadap kemerdekaan Republik Indonesia lewat jalan pertempuran. Tetapi juga kemajuan pendidikan di Indonesia.

Hal itu dibuktikan dengan menjadi pelopor pengajaran Islam tradisional melalui Al-Khairiyah di Cilegon, Banten yang kemudian tersebar di Jawa sampai Sumatera.

Brigjen KH Syam’un, selain seorang jendral perang, dimana menjadi panglima TKR Divisi 1000/I dan menjadi komandan Brigade I/Tirtayasa periode 1946-1947. Beliau juga seorang ulama dari kalangan pesantren.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas