Bayi Korban Lion Air yang Jatuh di Perairan Karawang Berhasil Dikenali, Ini Identitasnya
Jenazah bayi korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP berhasil diidentifikasi tim DVI Polri, Jumat (9/11/2018).
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jenazah bayi korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP berhasil diidentifikasi tim DVI Polri, Jumat (9/11/2018).
Bayi berusia satu tahun tiga bulan tersebut atas nama Kyara Aurine Daniendra.
Sambil mengangkat lembaran kertas berisi cap telapak kaki, Kasubbid Olah TKP Inafis Kompol Suyanta mengatakan jenazah bayi tersebut berhasil diidentifikasi berdasarkan pencocokan manual cap telapak kaki kanan Kyara dengan jenazah bayi yang diterima di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ia menjelaskan, proses identifikasi tersebut menjadi lebih cepat setelah keluarga Kyara memberikan data berupa cap kaki kanannya.
Menurut Suyanta, sebenarnya jenazah bayi tersebut sudah ditemukan di awal-awal proses evakuasi.
Hal yang menyulitkan identifikasi jenazah Kyara karena kedua orang tua Kyara juga menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT610.
"Sebenarnya ini sudah datang waktu awal-awal proses evakuasi, tapi karena kedua orangtuanya juga jadi korban kami agak kesulitan untuk mengidentifikasinya," kata Suyanta di RS Bhayangkara Polri Tingkat I Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (9/11/2018).
Baca: Isak Tangis Keluarga saat Penyerahan Jenazah Penumpang Pesawat Lion Air
Suyanta mengatakan, cap kaki kanan Kyara tersebut diambil ketika Kyara lahir di rumah sakit.
Berdasarkan berkas yang diterimanya, selain cap kaki juga tertera data lain misalnya jam dan tempat lahir serta nama kedua orangtua Kyara.
"Biasanya ketika bayi baru lahir akan diambil cap kakinya. Di situ tertulis semua identitasnya, dari jam lahir sampai nama orang tua, lengkap. Biasanya itu dilakukan agar satu bayi tidak tertukar dengan bayi lainnya," kata Suyanta.
Suyanta menjelaskan hal yang menjadi kesulitan timnya dalam proses identifikasi korban melalui sidik jari adalah kondisi sidik jari.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi sidik jari korban antara lain pembusukkan dan cuaca tempat jenazah tersebut ditemukan.
Untuk Kyara, ia mengatakan kondisinya cukup bagus sehingga memudahkan dalam proses identifikasinya.
"Kondisinya masih cukup bagus, sehingga kita bisa mudah mengidentifikasinya," kata Suyanta.
Suyanta mengatakan ada dua metode yang biasa dilakukan timnya untuk mengidentifikasi jenazah lewat sidik jari.
Pertama dengan menggunakan Inafis Portable System (IPS).
Sistem tersebut dioperasikan dengan komputer yang menyimpan database sidik jari.
Data sidik jari tersebut didapat lewat lembaga kependudukan seperti Disdukcapil yang menyimpan rekaman sidik jari penduduk.
Jika dari sistem tersebut tidak berhasil diperoleh data yang akurat, maka akan dilakukan cara kedua.
Cara kedua yang dipakai tim Inafis adalah dengan pencocokkan kasat mata.
Menurut Suyanta, waktu yang diperlukan untuk mengidentifikasi jenazah lewat sidik jari sangat bervariasi karena tergantung dengan kondisi sidik jari korban.
"Keduanya harus dilakukan dengan sangat teliti dan hati-hati," kata Suyanta.
Sejak hari pertama operasi evakuasi dan pencarian korban pesawat Lion Air PK-LQP ada 36 personel Inafis yang dilibatkan.
"Kita ada tiga tim, satu tim 12 orang. Cukup banyak," kata Suyanta.
Sebelumnya, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Polri Kramat Jati, kembali berhasil mengidentifikasi 6 jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP Jumat (9/11/2018).
Berikut enam jenazah yang berhasil diidentifkasi DVI Polri hari ini;
1. Muas Efendi (57), laki-laki, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;
2. Murdiman (46), laki-laki, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;
3. Ambo Malibone (36) laki-laki, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;
4. Darwin Haryanto (51), laki-laki, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;
5. Fendi Christanto (46), laki-laki, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;
6. Kyara Aurine Daniendra (1 tahun 3 bulan), perempuan, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan medis dan sidik jari.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.