Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Ingin Selamat di Pileg, Parpol Lain Bisa Tiru Demokrat

"Dan jika ditiru, boleh jadi bisa menyelamatkan parpol yang menjiplak ide itu dari kemungkinan gagal di Pemilu legislatif (Pileg)," ujar Said

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Pengamat: Ingin Selamat di Pileg, Parpol Lain Bisa Tiru Demokrat
Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ani Yudhoyono saat berfoto bersama para kader Partai Demokrat usai memberikan pidato penutupan pembekalan kepada calon legislatif DPR RI Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (11/11/2018). Pembekalan caleg dan konsolidasi Partai Demokrat se-Indonesia tersebut merupakan salah satu persiapan dalam menghadapi Pemilu legislatif dan Pilpres 2019. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Strategi Partai Demokrat yang membebaskan kadernya untuk memilih pasangan calon Presiden (capres) dan calon Wakil Presiden (cawapres) manapun berpotensi mengerek elektabilitas partai itu.

Hal itu disampaikan Pengamat politik dari Sinergi masyarakat untuk demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin kepada Tribunnews.com, Jumat (16/11/2018).

Baca: Kader Demokrat Dibebaskan Mendukung Capres-Cawapres, Ini Respons PDIP

Apalagi kata dia, ditinjau dari sisi yuridis, ikhtiar Demokrat itu sama sekali tidak melanggar aturan.

"Dan jika ditiru, boleh jadi bisa menyelamatkan parpol yang menjiplak ide itu dari kemungkinan gagal di Pemilu legislatif (Pileg)," ujar Said.

Gambaran bahwa hanya ada lima parpol yang akan lolos ‘Parliamentary Threshold’ (PT) sudah barang tentu membuat dag-dig-dug banyak partai politik.

Sebab, ia merujuk hasil survei terakhir tiga lembaga, Populi Center (22 September – 1 Oktober), Kompas (24 September – 5 Oktober), dan Alvara Research Center (8 – 22 Oktober), misalnya, separuh dari parpol parlemen terancam angkat kaki dari Gedung DPR.

Berita Rekomendasi

Hasil sementara Pemilu versi lembaga riset itu memberi indikasi bahwa ada yang perlu diperbaiki dari strategi sejumlah parpol pemilik kursi DPR diluar PDIP dan Partai Gerindra.

Sebab, dukungan parpol-parpol itu kepada pasangan Joko Widodo (Jokowi) – Ma’ruf Amin maupun pasangan Prabowo Subianto– Sandiaga Uno di Pilpres, ternyata tidak berdampak positif terhadap elektabilitas mereka di Pileg.

Di kubu pengusung pasangan nomor urut 01, misalnya, suara Partai Golkar berpotensi anjlok dari 14,75 persen menjadi 10,2 persen dan bahkan bisa sampai 6,2 persen.

Partai Nasdem dari 6,72 persen turun menjadi 4,2 persen-3,4 persen, PPP dari 6,53 persen turun ke 3,2 persen-2,2 persen, dan Partai Hanura dari 5,26 persen menjadi 1 persen- 0,6 persen.

Bahkan walaupun sudah dipromosikan oleh Ma’ruf Amin, suara PKB masih berpotensi ikut turun dari 9,04 persen menjadi 7,2 persen - 6,3 persen.
Hanya satu lembaga yang menyebut suara PKB naik menjadi 10,3 persen.

Potensi penurunan suara juga terjadi pada parpol pendukung nomor urut 02, Partai Demokrat dari 10,19 persen menjadi 6,3 persen - 3 persen, PAN dari 7,59 persen menjadi 2,3 persen - 1,6 persen, dan PKS dari 6,79 persen turun menjadi 3,3 persen - 2,9 persen.

Nah, bercermin pada itu semua, dia melihat Demokrat tampaknya sangat peka terhadap hasil survei itu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas