Hasto: Menangkan Jokowi-Ma'ruf dan Masa Depan Indonesia
Ribuan kader PDI Perjuangan Lamongan menyambut acara Safari Kebangsaan yang dihadiri Sekjen Hasto Kristiyanto.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membakar semangat kader-kader partainya di Lamongan, Jawa Timur (Jatim), Minggu (18/11/2018), untuk merebut kemenangan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Ribuan kader sudah memadati gedung Binneka Lamongan, dengan pakaian yang didominasi warna merah.
Para kader terlihat bersemangat menghadiri Rapat Konsolidasi dan Pemenangan Pileg dan Pilpres 2019 DPC PDI Perjuangan.
Istimewanya, rapat dihadiri Hasto, Ketua DPP Bidang Organisasi PDIP Djarot Saipul Hidayat, Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi, Ketua DPC PDIP Lamongan Reso Supranoto, Bupati Lamongan Fadeli, dan ribuan kader partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
Baca: Dimulai Doa Bersama, PDIP Start Safari Kebangsaan
Para kader menyatakan kesiapannya untuk memenangkan PDIP di Pileg 2019 dan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
"Konsolidasi sudah final, dan tidak ada persoalan. Kami menunggu instruksi dari DPP, Pak Sekjen, dalam rangka pemenangan PDIP dan capres dan cawapres Jokowi-KH Ma'ruf Amin," kata Reso Supranoto.
Kader pun tambah bersemangat. Teriakan merdeka membahana di gedung tersebut.
Baca: Ngaku Berat Tinggal di Malaysia Bersama Sang Suami, Laudya Cynthia Bella Bongkar Alasannya
Kusnadi juga menyatakan bahwa pihaknya sudah siap memenangkan partai dan Jokowi-Ma'ruf. Dia menegaskan tinggal menunggu arahan dari DPP untuk hal-hal yang harus dilakukan dalam mencapai kemenangan tersebut.
"Kami menunggu arahan dari sekjen. Insyaallah kami akan melakukannya," kata Kusnadi.
Sekjen Hasto pun tak kalah membakar semangat kadernya. Di awal pidatonya, Hasto mengajak kader untuk meneriakkan kemenangan bagi partai, dan Jokowi-KH Ma'ruf.
Hasto pun mengajak kader untuk terus mengamalkan ajaran Bung Karno, yang telah nyata-nyata menjadikan Indonesia satu, meskipun terdiri dari beragam latar belakang.
Hasto mengajak para kader untuk terus kompak. Tidak perlu ada pertentangan di antara kader.
"Calon legislatif harus diperlakukan sama. Struktur tidak boleh memihak, karena ini semua demi memenangkan Pileg dan Pilpres 2019," kata Hasto.
Ia menambahkan, caleg, kader partai harus bergerak ke bawah karena memiliki segmen berbeda.
"Memenangkan Pileg dan Pilrpes 2019 ini merupakan satu tarikan napas perjuangan. Sanggup?" kata Hasto.
Baca: Syahrini Dikabarkan Dekat dengan Reino Barack, Luna Maya: Kejelekan Aku Selalu Berpikir Positif
Dia lantas membacakan perintah harian Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Semua kader harus melaksanakan perintah harian ini," kata Hasto.
Lebih lanjut Hasto meminta para kader untuk terus menyosialisasikan keberhasilan Presiden Jokowi kepada masyarakat. Hasto mengatakan, Jokowi adalah pemimpin yang lahir dari rahim kepemimpinan rakyat, berproses dari bawah.
"Kalau Pak Jokowi tumbuh dari bawah, KH Maruf juga dari bawah. Beliau ulama, menjadi rais aam PBNU, keluarga besar Nahdliyin, dan karena kebijaksanaannya dipercaya menjadi ketua umum MUI," ungkap Hasto.
Politikus asal Yogyakarta itu pun menyampaikan pesan Megawati bahwa yang diperjuangkan bukan hanya kemenangan Jokowi-Ma'ruf. Namun, kata Hasto, yang juga diperjuangkan adalah masa depan bangsa, dan seluruh rakyat Indonesia.
Dia menegaskan kaum ibu tentu sudah merasakan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH).
Kemudian, pembangunan infratruktur yang bisa membangun koneksitas antarmanusia dan antar daerah. Perhatian pemerintah juga diberikan lewat dana desa, karena desa merupakan orientasi utama pertumbuhan ekonomi, dan pusat kebudayaan.
"Memperjuangkan bukan sekadar menjadikan Pak Jokowi sebagai presiden dan Pak KH Ma'ruf Amin sebagai wakil presiden, tapi perjuangan masa depan bersam untuk Indonesia Raya," katanya.
Dia menegaskan, sebagai pemimpin yang tumbuh dari bawah dan rakyat, maka tidak mungkin Jokowi-Ma'ruf berbuat macam-macam.
Beliau lahir dari rahim kepemimpinan rakyat. Sangat memahami budaya kita. Beda di sana. Ziarah makam saja tidak tahu," katanya.
Dia menilai ada pihak tertentu yang tidak mau menjadikan kampanye pilpres ini untuk adu rekam jejak karena masa lalunya suram. Kemudian tidak mau adu prestasi, karena tidak ada prestasinya. "Mau adu program, apa programnya?" sindir Hasto.
Sisi lain, lanjut Hasto, Jokowi adalah pemimpin yang tumbuh dari bawah dan banyak berdialog dengan masyarakat termasuk petani.
"Jadi beliau sudah tahu bagaimana pasar dibangun dan dialog dengan petani sehingga tahu petai itu untuk dimakan buka jadi topi. Itulah pemimpin yang lahir dari bawah," ungkapnya.
Hasto juga menyinggung kehadiran Bupati Lamongan, Fadeli.
"Kopiahnya dan baju putihnya sudah jelas kearah mana tujuannya, ke K.H. Ma'ruf Amin. Toh Pak SBY sudah memberikan kebebasan untuk memilih," ujar Hasto dan mendapat respons tepuk tangan meriah dari peserta yang hadir.