Tutup Festival Pusaka Nusantara, Hasto Ingin Bojonegoro Lebih Maju
Indonesia memiliki kekayaan dan keberagaman budaya yang tidak ternilai. Salah satunya keris sebagai mahakarya yang luar biasa.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO - Indonesia memiliki kekayaan dan keberagaman budaya yang tidak ternilai. Salah satunya keris sebagai mahakarya yang luar biasa. Bahkan,
UNESCO pun sudah mengakui keris sebagai warisan budaya dunia yang memiliki nilai fisolofis tinggi.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Senapati Nusantara Hasto Kristiyanto saat menutup Festival Pusaka Nusantara 2018 di Pendapa Malowopati Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (18/11/2018) sore.
Di acara itu, hadir juga Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat.
"UNESCO sudah mengakui keris sebagai mahakarya luar biasa. Nenek moyang kita punya kemampuan, berbagai logam dicampur membentuk pola yang ada nilai filasafat dalam kehidupan. Mahakarya kebudayaan nusantara harus dihargai," kata Hasto.
Baca: Hasto: PDIP Hidup Bersama Rakyat
Lebih lanjut, Sekjen DPP PDIP itu menuturkan dari seluruh pameran yang dilakukan, ternyata dukungan yang paling besar dan paling meriah terjadi di Bojonegoro.
Bicara soal Bojonegoro, daerah itu telah diberikan kekayaan sumber daya alam yang luas biasa, berupa gas dan minyak bumi.
Bahkan, di Bojonegoro ada kayangan api abadi yang tak kunjung padam di kawasan hutan lindung di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem.
Hasto berharap Bupati Bojonegoro Anna Muawwanah, mewarisi api abadi itu untuk menggelorakan semangat juang.
"Sehingga Bojonegoro menjadi daerah yang paling maju di Jatim, bahkan di seluruh Nusantara," ujar Hasto.
Hasto lalu menyatakan Proklamator RI Bung Karno selalu menyatakan Indonesia berkepribadian dalam kebudayaan.
Dalam perspektif sejarah kekayaan kebudayaan agar betul-betul bangga dengan budaya, martabat dan jati diti bangsa. "Hal yang mengembangkan jati diri terus dapat dilakukan," ungkap Hasto.
Anna Muawwanah sendiri menyatakan pihaknya sangat bersyukur pameran yang digelar 16-18 November 2018 itu berjalan lancar.
"Saya dan wakil bupati (Budi Irawanto) jauh-jauh hari sudah menetapkan 17 program prioritas, antara lain eksisten kebudayaan, karya leluhur, sehingga terlaksanalah pameran ini. Saya ucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semuanya," ungkap Anna.
Usai acara penutupan, Hasto menerima keris dari Anna, yang dilanjutkan keduanya dengan meninjau seluruh stan pameran. Keduanya, bersama Djarot, bahkan mencoba proses penempaan keris.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.