Bertemu Nelayan Jember, Menteri Susi Minta Kelola Kekayaan Laut dengan Bijak
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti didampingi Bupati Jember, Faida, Sabtu (24/11/2018) menghadiri Kongres Nelayan di Kecamatan Puger.
Editor: Willem Jonata
Tak hanya menjaga lingkungan dari sampah, Menteri Susi juga meminta nelayan Jember agar tak lagi menggunakan alat tangkap yang dapat merusak lingkungan dan menghindari cara penangkapan ikan yang merusak (destructive fishing).
Menteri Susi juga mengimbau masyarakat agar tak serakah mengeksploitasi sumber daya ikan yang telah diberikan Tuhan melalui tata kelola penangkapan yang baik.
“Di laut sampean ngasih makan (ikan) enggak? Yang kasih makan Tuhan, Tuhan kasih makan, Tuhan kasih jaga, mbok yo sabar. Di Pangandaran dulu, satu hari di kampung saya 30 ton ikan layur, 5 ons 3 ons harganya Rp70.000. Kalau nelayannya rakus, serakah, yang mata jaringnya dikecilin dari 23/4 menjadi 1 inc seperempat. Saya bilang sampean nih mbok piye toh, nanti pakai kelambu saya nangkep ikannya, biar telornya semuanya kena, saya bilang. Sampean enggak usah nangkep ikannya nangkep endognya ae. Akhirnya yang 30 ton Rp70.000 sekarang nyari 5 ton samene-mene Rp 5.000 perak diasin. Ya enak. Tapi kalau semua ikannya ditangkepnya gini lah ya bagaimana? Suatu hari mata rantainya akan putus,” jelas Menteri Susi.
Menteri Susi mengatakan, segala upaya dan kampanye menjaga laut yang dilakukan ini merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
Menurutnya, ia telah diberikan kehormatan dan kepercayaan luar biasa oleh Presiden yang harus ia pertanggungjawabkan dengan berupaya bekerja maksimal.
“Saya diberikan amanah satu kehormatan. Saya harus betul kerja, saya harus jaga kedaulatan negara ini. Saya bangun pulau-pulau terpencil, saya tenggelamkan kapal-kapal asing. Dikomentari menteri sinting, menteri galak, menteri gila, sekarepmu. Yang penting saya kerja benar untuk negara, untuk saya dan untuk anak cucu saya,” tandasnya.(*)