Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Alasan BAZNAS Usung Tema Tesejahteraan Pada Konferensi International 2018 WZF Nanti

Alasannya, sebab dalam setiap penyelenggaraan WZF tak akan pernah terlepas dari masalah kemiskinan, dan kesenjangan.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Content Writer
zoom-in Ini Alasan BAZNAS Usung Tema Tesejahteraan Pada Konferensi International 2018 WZF Nanti
BAZNAS
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggelar conference press terkait Konferensi International 2018 World Zakat Forum (WZF) yang dilaksanakan pada pada tanggal 5 hingga 7 Desember mendatang di Melaka, Malaysia. 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konferensi International 2018 World Zakat Forum (WZF) kembali digelar dengan tema baru, yaitu Strengthening Global Zakat Cooperation in Increasing the Welfare of the Ummah atau Memperkuat Kerja Sama Zakat Global dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat.

Demi menyambut pelaksanaannya pada 5 hingga 7 Desember mendatang di Melaka, Malaysia, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggelar konferenai pers yang berlangsung di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat.

Konferensi pers ini turut dihadiri oleh Ketua WZF Bambang Sudibyo, Direktur Utama BAZNAS Arifin Purwakananta, Direktur Puskas BAZNAS Irfan Syauqi Beik, serta perwakilan dari Rumah Zakat.

Forum Zakat Dunia (WZF) sendiri merupakan sebuah forum pertemuan lembaga-lembaga zakat sedunia yang diadakan setiap tahunnya dan membahas berbagai isu terkini seputar zakat. Setelah sukses dilaksanakan di Indonesia, Malaysia, dan Amerika Serikat.

Bambang Sudibyo selaku Ketua WZF mengungkap alasan mengapa kali ini mengusung tema kesejahteraan.

Alasannya, sebab dalam setiap penyelenggaraan WZF tak akan pernah terlepas dari masalah kemiskinan, dan kesenjangan. Selain itu, tema tersebut juga berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan (SDG's) yang mana pada 2030 akan tetap menjadi isu sentral.

Berita Rekomendasi

"WZF juga tidak akan pernah terlepas dengan masalah kemiskinan, kesenjangan. Pembangunan berkelanjutan (SDG's) itu sampai 2030 akan selalu sentral. Misal bagaimana mengatasi permasalahan pengungsi rohingya. Kita bicara juga Palestina," kata Bambang dalam konferensi pers WZF di Kantor BAZNAS, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2018).

Selain ada beberapa keynote speaker yang akan memberikan pandangannya, dalam forum ini juga dilakukan diskusi atau sharing antar menteri yang membidangi urusan agama di negaranya masing-masing soal bagaimana pengelolaan zakat di negara mereka.

"Tema ini akan kita bahas, disamping ada keynote speaker, dan diskusi antar menteri-meteri yang membidangi bidang agama, bagaimana pengelolaan zakat antar negara," ujarnya.

Dalam WZF nanti, juga terdapat paralel session yaitu sesi dimana beberapa makalah terpilih akan ditampilkan. Saat ini sudah ada beberapa dari makalah yang siap untuk dipresentasikan dihadapan para anggota WZF.

"Disana juga ada paralel session yang membahas makalah-makalah yang diusulkan untuk dibicarakan, dan sudah terseleksi beberapa yang akan dibacakan disana," imbuhnya.

Soal ide yang dibawa Indonesia dalam WZF besok, Bambang mengaku hampir 99 persen ide berasal dari Indonesia dan Malaysia, dengan persentase perbandingan 70:30.

"Wong semua yang dibicarakan itu adalah hampir 99 persen adalah ide Indonesia plus Malaysia. Antara Indonesia dan Malaysia itu perbandingannya 70:30," jelasnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas