Guruh Soekarno Putra Jelaskan Tujuan Pembentukan Paguyuban Rakyat Indonesia Raya
"PARAINDRA dibentuk sebagai wadah perjuangan rakyat untuk mencapai cita-cita Proklamasi," kata Guruh.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Tim Paguyuban Rakyat Indonesia Raya (PARAINDRA), Guruh Soekarno Putra menilai rakyat Indonesia pasca-proklamasi kemerdekaan belumlah sepenuhnya berdaulat.
Hal itu dia sampaikan saat berbicara di Acara Pesta Raya Samudera 2018, di Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (3/12/2018).
"Sebagian dari rakyat kita masih hidup dalam keadaan belum mencapai kemakmuran. Banyak rakyat kita belum mencapai rasa keadilan," kata Guruh dalam acara tersebut seperti di keterangan tertulis yang diterima, Selasa 4/12/2018).
Sebelum proklamasi, kata Guruh, Indonesia dijajah bangsa asing. Rakyat kehilangan kemerdekaannya.
"Tetapi ketika era kemerdekaan pun beberapa dari rakyat Indonesia pun dalam beberapa kasus masih dijajah justru oleh saudara kita sebangsa. Padahal, Bapak bangsa kita Bung Karno mengatakan dan tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa," ujar Guruh.
Rakyat Indonesia, kata Guruh, harus sepenuhnya merdeka. Betul secara negara kita sudah merdeka.
"Tetapi apakah betul dengan serta merta rakyat juga sudah merdeka? Apakah rakyat kita sudah berdaulat? Banyak kasus rakyat kita masih mengalami intimidasi. Apakah juga rakyat kita memiliki kesempatan yang sama dengan lainnya untuk berusaha? Untuk itulah, Paguyuban Rakyat Indonesia Raya dibentuk," katanya.
"Kita harus membuat rakyat merdeka sepenuhnya, sehingga rakyat hidup dalam keadaan sentosa raya. PARAINDRA dibentuk sebagai wadah perjuangan rakyat untuk mencapai cita-cita Proklamasi. PARAINDRA ingin berjuang untuk mencapai Indonesia yang adil dan makmur," ungkapnya.
Guruh berharap, informasi tentang PARAINDRA disampaikan luas kepada seluruh rakyat Indonesia. Sebab Indonesia Raya hanya bisa terwujud jika rakyatnya berdaulat, berkeadilan dan berkemakmuran.
"Kebesaran sebuah bangsa atau negara, jika hanya dibesarkan oleh segelintir orang saja, itu adalah sebuah kebesaran semu. Para pendiri Republik tidaklah menginginkan kebesaran yang seperti itu," kata dia.
"Kita rakyat Indonesia pun tidak menginginkan kebesaran yang seperti itu. Kita hanya ingin kebesaran bangsa dan negara terjadi karena memang rakyatnya yang memiliki karya budaya yang besar," ujarnya.
"Dari bumi Kendari, semoga ini menjadi wadah yang efektif. Agar PARAINDRA bisa memimpin menuju Indonesia Raya. Kehadiran TIM PARAINDRA di Kendari, Sultra, hari ini adalah dalam kerangka melakukan konsolidasi dan sosialisasi gerakan kebudayaan rakyat Indonesia yang kami beri nama Pesta Raya Samudera," kata Guruh.